Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Indonesia masih kekurangan talenta-talenta digital yang mampu menguasai teknologi industri 4.0.
"Setiap tahun kita harus memompa 600 ribu digital talent tambahan ke Indonesia. Di Indonesia, belum ada pihak yang secara terstruktur mengembangkan sumber daya manusia digital," ujar Rudiantara saat menghadiri kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP).
Karena itu, Kemenkominfo menyiapkan beasiswa Digital Talent 2019 bagi 20 ribu lulusan SMK, D3 dan S1 untuk meningkatkan keterampilan melalui pembekalan selama dua bulan di perguruan tinggi.
"Targetnya tahun ini, kami menghasilkan 20 ribu digital talent yang tersertifikasi (bisa dipakai dasar mencari kerja). Jumlah 20 ribu itu sepertinya besar. Padahal, dibandingkan kebutuhan 600 ribu talenta belum apa-apa," katanya.
Rudiantara menyebut sebanyak 40 perguruan tinggi telah bergabung dalam program Kominfo itu. Para penerima beasiswa bisa memilih delapan bidang pelatihan, yaitu Artificial Intelligence, Big Data Analitycs, Cyber Security, Machine Learning, Digital Policy & Cloud Computing, Internet of Things, Programming & Coding, serta Graphic Design & Animation.
Beasiswa Digital Talent mulai berjalan pada 2018. Kemenkominfo pun telah merekrut seribu orang peserta pelatihan pada 2018.
"Dibutuhkan keterampilan di bidang teknologi yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0," katanya.
Program Digital Talent Scholarship ini dimulai sejak tahun lalu, berupa pelatihan selama dua bulan antara lain tentang komputasi awan, coding, keamanan siber, bisnis digital dan internet of things di perguruan tinggi yang bekerja sama dengan kementerian.
Saat ini terdapat 28 perguruan tinggi yang tersebar di 25 kota di Indonesia untuk pelatihan talenta digital dalam program ini.
Kementerian bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi global untuk silabus yang digunakan, supaya jebolan program ini mendapatkan pendidikan berstandar internasional.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR