Nama aplikasi pesan instan BlackBerry Messenger (BBM) sangat populer pada tahun 2000-an, seiring dengan meroketnya ponsel BlackBerry di masa keemasannya. Masih segar diingatan pengguna BlackBerry di masanya saling bertukar nomor PIN.
Namun, pertumbuhan ponsel berbasis Android yang cepat membuat penjualan BlackBerry dengan OS BlackBerry menyerah.
Para pengguna pun mulai meninggalkan BBM, seiring meroketnya popularitas WhatsApp dan lahirnya aplikasi pesan instan lainnya seperti Telegram, Line, WeChat dan dll.
BlackBerry pun menjual lisensi BBM kepada PT Elang Mahkota Teknologi atau Emtek untuk kembali meningkatkan daya saing BBM.
Emtek menggaet BBM pada 2016 senilai USD 207,5 juta selama enam tahun untuk memiliki hak brand, properti intelektual dan lisensi teknologi.
Awalnya Emtek pun membuat BBM lebih berwarna dan tidak kaku dengan kehadiran stiker dan layanan lainnya.
Hasilnya, tetap nihil karena pesan instan adalah pasar yang sangat kompetitif. Berbagai usaha dan daya yang dilakukan Emtek tidak membuahkan hasil.
Pengguna BBM tidak menanjak dan tidak bisa mengalahkan WhatsApp yang penggunanya makin membludak setelah dibeli Facebook.
Lewat blog resminya, BBM mengumumkan akan "tutup warung" per tanggal 31 Mei 2019.
Persaingan yang begitu sengit telah membuat layanan pesan ini angkat bendera putih. Begini keterangan lengkap mereka:
Hari ini, kami mengumumkan akan menutup layanan konsumen BBM pada 31 Mei 2019.
Tiga tahun lampau, kami mulai menyegarkan layanan konsumen BBM, salah satu aplikasi messaging instan paling dicintai, sebagai layanan antar platform di mana user tidak hanya bisa chat atau membagi pengalaman hidup, tapi juga bisa konsumsi konten dan memakai layanan pembayaran.
Kami mencurahkan hati kami untuk membuatnya jadi kenyataan dan kami bangga akan apa yang kami bangun sampai saat ini. Sejak 2016 kami telah mencoba yang terbaik untuk bersaing di pasar ini dan meluncurkan banyak fitur dan konten baru yang kami harapkan akan menumbuhkan basis pengguna BBM.
Tak dapat dipungkiri, industri teknologi begitu dinamis. Walau kami telah mengerahkan berbagai upaya, banyak pengguna memilih beranjak ke platform lain, sementara pengguna baru sulit untuk didapat. Walaupun berat, kini telah tiba waktunya untuk kami pun beranjak.
Walau kami sedih mengucapkan selamat tinggal, waktunya sudah tiba untuk menghentikan layanan konsumen BBM dan bagi kami untuk move on.
Kami mengucapkan terima kasih pada para pengguna, mitra, dan karyawan kami yang telah menjadi bagian dari BBM selama ini. Dukungan Anda sangat berarti bagi kami. Kami harap Anda akan terus mengenang berbagai memori indah bersama BBM yang telah turut membentuk masa depan platform pesan instan hingga hari ini.
Selamat jalan BBM. Terima kasih telah mewarnai kehidupan para pengguna BB beberapa tahun lalu.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR