Go-Jek secara resmi telah menunjuk Christy Trang Lee sebagai CEO Go-Viet, layanan Go-Jek untuk Vietnam. Christy akan menggantikan Nguyen Vu Duc yang mengundurkan diri dari jabatannya akhir Maret kemarin.
“Saya telah melihat bagaimana layanan Go-Jek mengubah hidup banyak orang di Indonesia, dan berharap bisa melakukan hal yang sama di Vietnam” ungkap wanita yang akrab dipanggil Christy Lee ini. Sementara Andrew Lee, Head of International Operations Go-Jek, menyebut Christy Lee adalah sosok yang tepat memimpin Go-Viet. “Christy Lee memiliki perpaduan ideal antara pengalaman panjang di industri digital, pemahaman akan pasar Vietnam, serta keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Vietnam” ungkap Andrew.
Christy bukanlah nama baru di industri digital Vietnam. Christy pernah menjadi Country Director Facebook Vietnam sebelum mengundurkan diri awal 2019 karena alasan keluarga. Christy juga co-founder dari Misfit, startup di bidang wearable devices yang pada tahun 2015 diakuisisi Fossil dengan nilai US$260 juta.
Awal Kurang Bagus?
Penunjukan Christy ini berarti juga mengisi kekosongan manajemen Go-Viet. Pada akhir Maret kemarin, Go-Viet kehilangan dua petingginya, Nguyen Vu Duc dan Nguyen Bao Linh (deputy general manager). Keduanya kini menjabat posisi penasehat di Go-Viet.
Akan tetapi, mundurnya dua petinggi Go-Viet hanya tujuh bulan sejak peluncurannya mengundang pertanyaan sendiri. Apalagi saat perilisan resmi, keduanya menyebut Go-Viet adalah perusahaan startup yang mereka dirikan berbekal modal dan teknologi Go-Jek. Jika keduanya adalah pendiri, mengapa tujuh bulan kemudian mengundurkan diri?
Bagaimana sebenarnya kiprah Go-Viet? Pada bulan Februari 2019 kemarin, Go-Jek mengklaim layanan Go-Viet berhasil menguasai 40% pangsa pasar untuk ojek online di Vietnam. Go-Jek juga mengklaim memiliki pertumbuhan pesat 50% tiap bulannya.
Akan tetapi, agak sulit membuktikan klaim sepihak Go-Jek ini. Apalagi, persaingan ojek online di Vietnam juga lumayan keras. Selain Grab, pasar ojek online Vietnam kini juga kedatangan pemain baru, Be Group. Selain itu, seperti diberitakan VnExpress, saat banyak driver Go-Viet yang “ngambek” karena Go-Viet meningkatkan potongan sebesar 20% tiap antaran.
Survei yang pernah dilakukan Kantar TNS di bulan Januari 2019 juga mengindikasikan Go-Viet belum melejit seperti yang diharapkan. Survei tersebut menyebut, 86% responden masih memilih layanan Grab dibanding layanan lain. Selain itu, 68% responden mengaku paling sering menggunakan layanan GrabFood.
Apakah Christy Lee bisa mengubah persepsi konsumen Vietnam? Kita tunggu saja.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR