Meski demikian, teknologi sebenarnya juga turut berperan dalam menjawab beberapa tantangan terkait smart city. Misalnya, dengan teknologi membantu dinas antar dinas untuk melakukan suatu proses yang lebih cepat dan efisien, di mana aktivitas sebelumnya berbasis manual menjadi otomatis.
Menurut Arya, dalam mewujudkan smart city, melibatkan masyarakat merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. “Masyarakat itu juga harus dilibatkan karena dalam smart city ini salah satu tujuannya mengefisiensi dan memberi kemudahan kepada masyarakat untuk berhubungan dengan pemerintah daerah.”
“Sejak awal masyarakat harus dilibatkan dalam merencanakan smart city. Mungkin saat ada ujicoba sesuatu hal juga harus dilibatkan. Setelah itu, baru memikirkan bagaimana mengenai sosialisasinya. Sebuah daerah harus punya target, misalkan memiliki jumlah penduduk satu juta, maka harus punya target 500 ribu masyarakat yang menggunakan smart city ini,” tambah Arya.
Terkait smart city sendiri, Lintasarta sendiri memiliki end-to-end solution yang membantu pemerintah daerah membangun masterplan smart city.
Solusi yang ditawarkan Lintasarta tidak hanya terkait teknologi dan aplikasi, namun juga semua aspek terkait smart city. Aspeknya mulai dari masterplan, infrastruktur IT, jasa integrasi data, aplikasi, pendampingan change management, dan sosialisasi ke masyarakat.
Sampai saat ini, tercatat Lintasarta sudah banyak membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan smart city. Beberapa contohnya adalah Kota Bengkulu, Kota Batu, Kota Lampung, sampai Kabupaten Langkat.
Kedepannya, Lintasarta akan terus berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam memberikan solusi smart city ke berbagai kota/kabupaten yang sehingga nantinya mendukung Indonesia untuk mewujudkan Smart Nation.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR