Teknologi bak pedang bermata dua. Di satu sisi membawa manfaat, tetapi di sisi yang lain juga bisa membawa bencana.
Demikian halnya dengan kehadiran e-commerce. Perdagangan barang atau jasa secara elektronik selain membawa keuntungan, di satu sisi jika tidak hati-hati juga bisa membawa kerugian.
Ironisnya, kerugian di bidang teknologi juga tidak lepas dari kecerobohan manusia sebagai pengguna teknologi itu sendiri.
Berbelanja online misalnya, meski terlihat sepele, tetapi jika kurang berhati-hati, justru bisa menimbulkan kerugian.
Yudhi Kukuh (Konsultan Sekuriti TI, PT Prosperita - ESET Indonesia) menuturkan, beberapa waktu lalu pihaknya menemukan adanya celah pada salah satu online marketplace asal Indonesia.
Yudhi bercerita, saat itu pihaknya menemukan adanya lubang melalui e-mail penjual pada online marketplace tersebut. Lubang inilah yang dimanfaatkan penjahat siber untuk mencuri beberapa data seperti foto-foto barang yang dijual. Dari sini aksinya dimulai. Ketika ada pembeli yang memesan barang tersebut, bukan penjual asli yang meladeni, melainkan penjahat yang sudah berhasil masuk ke akun salah satu penjual.
Untuk menghindari kejadian seperti itu, Yudhi Kukuh memberikan tiga tips yang bisa diterapkan oleh konsumen.
1. Jangan pernah percaya diskusi di luar aplikasi. Beberapa marketplace menyediakan aplikasi chatting sebagai wadah komunikasi antara penjual dan pembeli. Yudhi menyarankan agar menggunakan aplikasi yang sudah disediakan demi keamanan. Namun, pada kasus penipuan, pembeli akan diarahkan untuk berkomunikasi menggunakan aplikasi di luar aplikasi resmi tersebut, seperti WhatsApp.
2. Cek URL yang diberikan dan jangan mudah percaya. Pada beberapa kasus penipuan, penjual palsu akan memberikan URL palsu dan mengarahkan pembeli untuk mengikuti instruksi yang ada pada URL tersebut.
3. Lapor ke e-commerce jika positif menemukan lapak penipu. Sebaiknya segera lapor ke e-commerce terkait agar akun penjual dan pembeli segera ditindaklanjuti demi keamanan.
KOMENTAR