Larangan pada Huawei bulan lalu mengejutkan banyak orang, karena menyerang langsung jantung ambisi teknologi Tiongkok. Kini, kedua negara adidaya itu tampaknya membuat "senjata baru" untuk membidik satu sama lain.
"Situasi sekarang sangat rumit karena administrasi Trump, melalui taktik brinkmanship-nya, telah mengacaukan seluruh hubungan, komersial dan sebaliknya," kata Scott Kennedy (Penasihat Senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington) yang mempelajari kebijakan ekonomi Tiongkok.
Baca Juga: Ponsel Huawei Terbaru Tidak Bisa WhatsApp, Facebook, dan Instagram
Sementara itu Kepala Geo Teknologi di konsultan Grup Eurasia Paul Triolo menuturkan ada persepsi kuat di Beijing bahwa pemerintah AS berniat menumpulkan peningkatan kemampuan teknologi Tiongkok.
"Konfrontasi antara kedua negara itu memiliki implikasi politik besar bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping," ujarnya.
"Presiden Xi dan partainya akan dianggap tidak mampu mempertahankan masa depan ekonomi Tiongkok jika konfrontasi dengan Amerika Serikat menghancurkan Huawei dan menghempaskan rencana peluncuran teknologi nirkabel 5G," ucap Triolo.
Secara lebih luas, peringatan Tiongkok itu tampaknya merupakan upaya untuk mencegah putusnya rantai pasokan yang menghubungkan ekonomi Tiongkok ke seluruh dunia.
Karena hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah rusak, ada peningkatan kekhawatiran di Tiongkok bahwa perusahaan-perusahaan besar akan memindahkan produksi ke tempat lain untuk menghindari risiko jangka panjang.
Baca Juga: Ponsel ini Jadi Yang Pertama Gunakan Sistem Operasi Huawei OS Hongmeng
Source | : | New York Times |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR