Eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok makin memanas dan belum ada tanda-tanda keduanya untuk berdamai.
Sejauh ini perang dagang antar dua negara raksasa itu belum berdampak kepada bisnis operator telekomunikasi (telko) di Indonesia.
Operator telko Telkomsel akan mengikuti keputusan pemerintah menyikapi perang dagang kedua negara besar tersebut di kancah internasional.
"Saat ini belum (pengaruhnya). Dari sisi pemerintah juga belum ada sikap terhadap perang dagang (antara AS-Tiongkok). Kalau ada sikap, mungkin salah satu vendor yang bermasalah itu pasti sudah keluar, betul nggak?," kata Manager Media Relation Telkomsel Singue Kilatmaka di Jakarta.
"Jadi, sampai sekarang selama regulasi pemerintah memperbolehkan vendor A itu beroperasi di sini dan memenuhi kebutuhan regulasi yang ada, seperti spesifikasi produk dan memenuhi kebutuhan kami (operator seluler), ya kita pakai saja sampai saat ini terkait perang dagang ini," ujarnya.
Jikapun pemerintah telah menentukan sikap, Telkomsel pun akan mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan.
"Intinya kita ikuti pemerintah. Kalau pemerintah 'oh, ini nggak boleh' atau 'kalau aman, ya sudah', seperti business as usual. Kalau mau jadi mitra kami, ya dia ikut aturan, speknya sesuaikan," ungkap Singue.
Pemerintah AS telah memberlakukan Huawei sebagai perusahaan yang masuk ke dalam daftar hitam alias blacklist. Dampaknya, perusahaan teknologi asal AS seperti Google, Qualcomm, hingga Intel melakukan pembatasan sampai dilarang membeli komponen dari perusahaan asal Tiongkok tersebut.
Tiongkok pun membalas. Salah satunya dengan ancaman membatasi ekspor logam "tanah jarang" sebagai senjata.
Tiongkok punya enam perusahaan rare earth yakni China Minmetals Rare Earth Co, Chinalco Rare Earth & Metals Co, Guangdong Rising Nonferrous, China Northern Rare Earth Group, China Southern Rare Earth Group, dan Xiamen Tungsten.
Tanah jarang" atau rare earth adalah sebutan untuk kelompok 17 elemen kimia yang sangat penting dan dipakai di produk elektronik sampai peralatan militer.
Tiongkok merupakan produsen mayoritas tanah jarang dan mengekspornya ke AS.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR