Eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menyeret perusahaan teknologi Huawei yang menjadi tumbalnya. AS pun memasukan Huawei ke dalam daftar hitam atau blacklist dan membuat roda bisnisnya tidak lancar.
AS pun mendesak negara-negara sekutunya untuk melarang bisnis jaringan telekomunikasi Huawei di negaranya. Bahkan, Google akan menghentikan dukungan OS Android ke perangkat-perangkat terbaru Huawei.
Nasib tragis Huawei itu pun menyita perhatian orang nomor satu di Rusia. Vladimir Putin (Presiden Rusia) menuding motif Amerika Serikat (AS) melarang bisnis Huawei untuk menghambat perkembangan teknologi dan bisnis Tiongkok.
"Serangan pada Huawei, dari mana asalnya?. Dan buat apa dilakukan?. Poinnya, AS merasa terancam dengan gerak gerik Tiongkok yang akan menjadi kekuatan ekonomi global. AS pun mencoba untuk memperlambatnya," katanya seperti dikutip Daily Mail.
Putin mengatakan Rusia juga mengalami perlakuan yang serupa dari AS. Sanksi-sanksi dijatuhkan Huawei akan terus terjadi di masa mendatang.
"Ini juga terjadi pada Rusia dan sanksi-sanksi ini akan terjadi lagi di masa depan," ujarnya.
Bulan lalu, Putin juga mengatakan bahwa usaha untuk menjegal Huawei di pasar global adalah permulaan perang teknologi.
Rusia telah menunjukkan dukungannya untuk Huawei. Huawei baru-baru ini telah menandatangani kerjasama dengan operator telekomunikasi terbesar di Rusia, MTS, untuk mengembangkan dan meluncurkan fase uji coba jaringan generasi kelima pada tahun 2019 dan 2020.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Chairman Huawei Guo Ping dan CEO MTS Alexey Kornya, dan disaksikan oleh Presiden China Xi Jinping serta Putin.
"Kami berdua menambah momentum kepada kerjasama strategis antara dua perusahaan di teknologi tingkat tinggi, yang kemudian membangun fondasi untuk peluncuran 5G komersial di Rusia dalam waktu dekat," tulis Kornya dalam keterangan resminya.
Guo mengatakan kerjasama itu akan membantu Rusia memasuki era 5G dengan lebih cepat. Ia juga menekankan bahwa saat ini Huawei merupakan perusahaan nomer satu di dunia karena memiliki lebih dari 16.000 paten yang terkait dengan 5G.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR