Jika berkesempatan mengunjungi Kota Nanjing, Anda dengan mudah merasakan peran penting kota ini di sejarah China. Berdiri sejak 5000 tahun lalu, Nanjing sering dipilih dinasti kerajaan China sebagai pusat pemerintahan, termasuk saat China menjadi republik di tahun 1912. Tak heran jika di kota ini, Anda akan melihat jejak kebesaran sejarah China, seperti Kuil Qixia yang dibangun di abad 5 atau Chaotian Palace yang dibangun pada era Dinasti Ming.
Meski sarat dengan sejarah, Kota Nanjing saat ini juga telah menjadi sebagai kota modern. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta orang, Nanjing harus menghadapi tantangan kota besar, termasuk kemacetan lalu-lintas. Setiap hari, ada sekitar satu juta mobil pribadi, 10 ribu taksi, dan 7 ribu bis yang memenuhi jalanan Kota Nanjing.
Untuk mengelola pergerakan warga sebesar itu, pemerintah kota Nanjing pun membangun sebuah manajemen lalu-lintas terintegrasi. Memanfaatkan solusi SAP, sistem ini pada intinya bertujuan menangkap pergerakan warga sedetail mungkin. “Karena jika kita tidak bisa menghitung [dinamika warga], kita tidak bisa mengelolanya” ungkap Evan Ni, Head of SAP Innovation Center Nanjing.
Untuk mengetahui dinamika pergerakan warga, sistem ini mengkombinasikan informasi dari berbagai sumber. Contohnya dari kamera CCTV yang dipasang di persimpangan jalan, sensor IoT yang memonitor pergerakan bis dan taksi, sampai informasi RFID yang ada di setiap stasiun kereta dan bis. Setiap hari, sistem ini mengumpulkan 100 juta data dari berbagai sensor yang dipasang.
Seluruh data ini kemudian diolah oleh SAP HANA yang kemudian menampilkan informasi penting secara real-time. Informasi inilah yang menjadi bekal badan manajemen kota untuk untuk melakukan tindakan yang dibutuhkan. Contohnya jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kemacetan di sebuah ruas jalan, lalu-lintas bisa diarahkan ke ruas jalan lain.
Warga juga dapat mengakses informasi ini di smartphone mereka, sehingga mereka bisa melakukan langkah antisipasi yang diperlukan.
Memanfaatkan machine learning, sistem ini juga dapat memprediksi pola pergerakan warga, termasuk jika terjadi anomali. Contohnya jika ada pertandingan sepakbola, sistem dapat memprediksi pergerakan warga yang terkonsentrasi di area tersebut. “Kami dapat memprediksi kapan penonton datang, pulang, dan ke mana mereka pergi” tambah Evan Ni.
Informasi penting ini tentu saja memudahkan manajemen kota dapat melakukan langkah antisipasi, seperti menambah bis di area tersebut atau mengarahkan warga lain untuk tidak melewati area padat penonton tersebut.
Pendek kata, teknologi membuat Kota Nanjing menjadi kota sarat sejarah yang cerdas menghadapi perubahan zaman.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR