Biasanya, para desainer membutuhkan waktu yang berjam-jam untuk membuat dan mengedit gambar digital.
Para peneliti MIT dan IBM ingin mengembangkan alat GANpaint Studio berbasis teknologi AI untuk membuat foto dari nol dan dapat mengedit obyek pada gambar sehingga dapat bermanfaat bagi seniman dan desainer.
Tak hanya itu, peneliti juga merancang GANpaint Studio berbasis AI untuk bisa memahami konteks dan belajar mengenali gambar yang telah diubah atau gambar palsu.
Untuk mengedit gambar, Anda tidak perlu menambahkan sebuah objek misalnya pohon ke dalam gambar secara manual.
Sebagai gantinya, Anda cukup memberitahukan objek apa yang hendak Anda masukkan dan AI akan memilih objek yang dianggap sesuai.
Selain itu, Anda juga bisa menghapus objek yang ada dalam foto. Misalnya, dalam foto dapur, Anda bisa menghapus kursi.
Saat ini alat GANpain Studio akan bisa digunakan untuk mengedit video di masa depan.
Para peneliti cukup terkejut ketika AI dapat mempelajari peraturan sederhana terkait hubungan antar objek ketika mengembangkan GANpaint Studios seperti dikutip Engadget.
Para peneliti pun akan terus menyempurnakan teknologi GANpaint Studio.
Hanya dengan Suara
Sekelompok peneliti di MIT (Massachusetts Institute of Technology) berhasil mengembangkan sebuah teknologi AI baru.
Dilansir dari Ubergizmo, para peneliti ini berhasil mengembangkan algoritma yang mampu memprediksi dan menghasilkan potret wajah seorang manusia dengan hanya berdasarkan dari sebuah suara saja.
Nah, kesuksesan hasil penelitian ini diterbitkan oleh para peneliti ini dalam sebuah makalah yang berjudul Speech2Face: Learning the Face Behind a Voice.
Menurut informasi, untuk bisa melakukan tindakan ini, para peneliti melatih AI ini dengan cara mengumpankannya dengan sekitar lebih dari 100.000 klip video dengan berbagai suara manusia dari situs YouTube.
Selanjutnya, kumpulan dataset suara yang telah diterima akan diolah satu persatu dengan AI ini dan nantinya akan muncul hasil potret wajah manusia yang sesuai dengan masing-masing suara tersebut.
Lebih lanjut, para peneliti ini mengungkapkan adanya kemungkinan bahwa hasil prediksi tidak selalu 100% akurat alias wajah yang dihasilkan tidak sama persis dengan pemilik suara aslinya.
Meski demikian, teknologi ini mampu menghasilkan ekspresi wajah seseorang dengan jenis kelamin, ras, dan usia yang cukup akurat.
Source | : | Engadget,Ubergizmo |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR