Ericsson baru saja mempublikasikan Mobility Report edisi Juni 2019-nya. Pada Mobility Report edisi Juni 2019 tersebut, Ericsson memprediksikan pada tahun 2024 nanti akan terdapat langganan mobile 5G sebanyak 1,9 miliar di seluruh dunia. Angka tersebut bertambah signifikan, sekitar 26,67%, dari prediksi sebanyak 1,5 miliar yang disampaikan Ericsson pada Mobility Report edisi November 2018. Penyebabnya adalah besarnya antusiasme dan momentum terhadap 5G sejauh ini.
"5G come faster than we expected. Saya ngambil contoh aja, mungkin teman-teman juga sudah tahu, Korea itu mencapai, di Korea, udah ada 1 juta user setelah dua bulan 5G itu di-launch. Jadi, cepat sekali, perkembangan 5G, dari sisi subscription-nya, dari sisi jumlah operator yang sekarang boleh launch commercially, mungkin jumlah kontrak, kemudian smartphone," ujar Ronni Nurmal (Head of Network Solutions, Ericsson Indonesia) ketika memaparkan Ericsson Mobility Report edisi Juni 2019 di Jakarta pada hari Kamis lalu. "Ke depannya kita lihat, akan semakin banyak lagi. Saat ini Ericsson punya 23 kontrak, 12 live, di 4 continent, di all band," sebut Ronni Nurmal lagi.
Jumlah langganan mobile pada tahun 2024 sendiri diperkirakan oleh Ericsson sebesar 8,8 miliar di seluruh dunia. Dengan kata lain, pada tahun 2024, banyaknya langganan mobile 5G akan mencapai sekitar 21,59% dari seluruh langganan mobile. Porsi terbesar masih dimiliki oleh LTE, meski angkanya akan menurun setelah tahun 2022. Pada tahun 2024 itu, besarnya langganan mobile LTE akan mendekati 56,82% dari seluruh langganan mobile.
Khusus di Asia Tenggara dan Oceania, pada tahun 2024, Ericsson memprediksikan besarnya langganan mobile 5G akan hampir 12% dari seluruh langganan mobile. Seperti di dunia, jumlah langganan mobile LTE masih menjadi yang terbanyak dengan 63% dari seluruh langganan mobile. Asia Tenggara dan Oceania memang merupakan area yang sangat beragam perihal serapan 5G. Meski ada negara di area ini yang sekarang sudah menawarkan jaringan 5G, ada juga yang belum menetapkan secara resmi frekuensi yang akan dipakai untuk jaringan 5G seperti halnya Indonesia.
Sementara, untuk jangkauan alias coverage, Ericsson memperkirakan pada tahun 2024 jangkauan dari 5G bisa mencapai 65% dari penduduk dunia. Agar perkiraaan bersangkutan bisa tercapai, Ericsson menyebutkan bahwa deployment 5G yang dilakukan tak hanya menggunakan pita frekuensi baru di bawah 6 GHz dan pita frekuensi tinggi, melainkan juga menggunakan pita LTE yang sudah ada.
Selain jaringan, serapan 5G tentu dipengaruhi pula oleh ketersediaan perangkat akhir seperti ponsel pintar. Saat ini beberapa ponsel pintar yang mendukung 5G sudah bermunculan. Kehadiran modem 5G baru oleh para produsen SoC ponsel pintar tentu bisa membantu bertambahnya jumlah ponsel pintar yang mendukung 5G ke depannya. Bahkan, Ericsson memprediksikan akan terdapat langganan mobile 5G sebanyak lebih dari 10 juta secara global pada akhir tahun 2019. Ericsson pun meyakini bahwa serapan 5G ini pada lima tahun pertamanya akan jauh lebih cepat dibandingkan LTE pada lima tahun pertamanya dulu.