Kementerian Ketenagakerjaan RI dan AWS akan siapkan 100 ribu pekerja terampil di bidang cloud computing untuk percepat terwujudnya ambisi menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar dunia dan Indonesia 4.0.
Dari 10 orang yang tersedia di pasar tenaga Indonesia, berapa orang yang memiliki pendidikan dan skill yang sesuai dengan kebutuhan industri? “Hanya dua orang,” jawab Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan RI dengan lugas. Pasalnya, 58% dari jumlah total angkatan kerja di Indonesia adalah lulusan SD dan SMP. Sementara tingkat ketidakcocokan (mismatch) di bidang ketenagakerjaan Indonesia mencapai di atas 50%.
Struktur ketenagakerjaan yang demikian tentu menjadi tantangan besar bagi pemerintah mengingat pembangunan ekonomi Indonesia saat ini sedang bergeser dari pembangunan berbasis sumber daya alam ke arah pembangunan berbasis sumber daya manusia (SDM). “Karena ekonomi hari ini sudah bertransformasi ke ekonomi yang berbasis inovasi dan pengetahuan,” jelas Hanif Dhakiri dalam kesempatan konferensi pers di acara AWS Cloud Day Jakarta 2019 hari ini (16/07).
Sementara itu, Senior VP, Corporate Affairs Amazon, Jay Carney mengemukakan hasil studi World Bank tentang kebutuhan tenaga kerja di era ekonomi digital. Studi yang dipublikasikan oleh World Bank tahun 2018 lalu menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan tambahan tenaga kerja berketerampilan tinggi dan sedang di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi sebanyak 9 juta pekerja antara tahun 2015 sampai 2030. Talenta yang cakap itu diharapkan dapat mempercepat terwujudnya ambisi Indonesia menjadi satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030 dan mewujudkan Indonesia 4.0.
Dua Langkah
Untuk mengembangkan SDM terampil di bidang digital ini, pemerintah akan melakukan dua hal. “Yang pertama adalah skill development, kita harus kembangkan digital literacy, kita dorong pengembangan digital skill dalam berbagai bentuk dan dengan berbagai pola,” jelas Hanif.
Langkah kedua adalah mendorong terwujudnya ekosistem inovasi sebagai ruang untuk kreativitas dan inovasi bagi masyarakat yang pada akhirnya akan menciptakan peluang kerja yang lebih luas. “Oleh karena itu, kebijakan dan fasilitas juga harus didorong juga untuk bisa terbangun sebuah ekosistem inovasi yang baik,” imbuhnya.
Khususnya untuk keterampilan di bidang cloud computing, sampai akhir tahun ini, Kementerian Ketenagakerjaan RI bersama AWS akan melatih sekitar 100 orang instruktur Balai Latihan Kerja. “Agustus ini kita akan mulai. Dan tahun 2020 akan kita tambah lagi 300 orang untuk upgrading skill cloud computing,” jelas Hanif. Dengan bekal keterampilan tersebut, Kementrian Ketenagakerjaan RI menargetkan akan ada 100 ribu pekerja yang akan dilatih dan dididik di bidang komputasi awan tersebut.
“Dengan membantu membuka basis talenta secara masif yang dimiliki oleh negeri ini melalui berbagai inisiatif peningkatan kecakapan di bidang cloud, AWS dapat membantu membangun bakat Indonesia, yang pada akhirnya akan meningkatkan potensi ekonomi negara. Kami percaya bahwa sumber daya manusia kerja yang siap dengan kecakapan cloud di masa depan adalah salah satu pilar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara," ucap Gunawan Susanto, Country Leader, PT Amazon Web Services Indonesia (AWS Indonesia).
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR