Kurangnya akses rekening bank serta tingginya angka “unbanked” populasi di Indonesia memberikan udara segar bagi perusahaan berbasis internet dengan layanan fintech untuk memperluas jangkauan.
Layanan fintech dianggap bisa memberikan kemudahan untuk bertransaksi baik online maupun offline hanya dalam satu platform yaitu aplikasi e-wallet.
Potensi perkembangan aplikasi e-wallet juga diprediksikan akan semakin gemilang mengingat bonus demografi Indonesia pada 2030 dimana penduduk usia produktif akan lebih besar.
Go-Pay vs OVO
Go-Pay sebagai salah produk dari startup decacorn pertama di Indonesia Go-Jek menjadi aplikasi e-wallet dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Walaupun aplikasi Go-jek tidak digolongkan dalam aplikasi finance di App Annie.
Februari 2019, transaksi Go-Pay berhasil menyentuh angka sebesar USD 6.3 miliar dengan total 70 persen didapatkan dari transaksi Go-Jek menggunakan Go-Pay sebagai metode pembayaran.
Go-Pay juga merupakan metode pembayaran utama dari Go-Food, yang juga merupakan aplikasi pengantar makanan terbesar di Asia Tenggara.
Go-Pay juga menjadi salah opsi pembayaran yang tersedia di Google Play setelah realisasi investasi yang diluncurkan Google ke Go-Jek awal tahun lalu.
OVO, aplikasi e-wallet milik Lippo Group berhasil menduduki peringkat kedua berdasarkan jumlah download aplikasi di Q2 2019. OVO bisa digunakan sebagai metode pembayaran untuk transaksi offline di Matahari Department Store and Lippo Mall.
Untuk transportasi, OVO merupakan metode pembayaran di Grab Indonesia, melebarkan kerjasama OVO juga menggandeng e-commerce unicorn Indonesia, Tokopedia dengan OVO Cash.
Kerjasama yang dilakukan oleh OVO dengan Tokopedia merupakan satu langkah besar untuk meningkatkan jumlah pengguna OVO di Indonesia. Berdasarkan data Map of Ecommerce Indonesia Q1 2019 Tokopedia menduduki peringkat pertama di platform iOS dan Android.
Namun perlu dicatat, data yang diolah iPrice hanya mencakup jumlah pengguna aplikasi sehingga perbandingan bisa jadi tidak apple-to-apple. Contohnya, Go-Jek menduduki posisi pertama karena memiliki jumlah pengguna aktif terbesar tetapi belum tentu mencerminkan jumlah pengguna Go-Pay.
Sebaliknya Ovo, studi itu hanya menangkap pengguna aplikasi OVO tetapi tidak menangkap pengguna OVO di platform lain seperti Tokopedia atau Grab. Data iPrice juga tidak mengungkapkan berapa jumlah pengguna e-Wallet terpopuler di Indonesia sebenarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR