Penerbangan jarak jauh adalah kegiatan yang melelahkan sekaligus membosankan. Tak heran jika setiap maskapai penerbangan menyiapkan fasilitas hiburan di dalam pesawat udara demi memanjakan para penumpangnya.
Akan tetapi, British Airways mencoba cara berbeda untuk memberikan hiburan bagi penumpang pesawatnya. Maskapai kebanggaan Inggris itu memberikan fasilitas headset virtual reality (VR) untuk penerbangan jarak jauh London-New York.
Dengan begitu, sepanjang perjalanan dari bandara London Heathrow hingga mendarat di Bandara JFK New York, penumpang kelas bisnis bisa merasakan pengalaman sinema 3D dengan bonus efek goncangan alami dari turbulensi pesawat.
Film yang disajikan beragam, mulai dari dokumenter, acara travel, atau film lain yang tersedia dalam format 2D, 3D, atau 360 derajat. Selain hiburan, ada juga VR untuk kebutuhan terapi yang berisi tutorial meditasi dan suara penenang. Konten seperti ini diharapkan dapat membantu penumpang yang memiliki ketakutan saat naik pesawat terbang.
Solusi headset VR buatan SkyLights ini relatif lebih ringan dibanding VR populer lain seperti Oculus atau HTC. Beratnya diklaim 250 gram saja, sehingga cukup nyaman digunakan untuk jangka waktu lama.
Fasilitas hiburan headset VR ini sudah mulai diuji coba saat ini hingga akhir 2019. Namun perlu dicatat, fasilitas VR ini hanya untuk penumpang di kelas bisnis. Hal ini karena area kursi kelas bisnis lebih longgar sehingga pengalaman menonton VR lebih nyaman.
British Airways sebenarnya bukan maskapai pertama di dunia yang menawarkan hiburan VR. Tahun 2015 lalu, maskapai asal Australia, Qantas juga pernah menyuguhkan hiburan serupa, bekerja sama dengan Samsung Gear VR dan Galaxy Note 4.
Alaska Airlines juga menawarkan hal serupa tahun lalu. Kabarnya, SkyLights giliran akan bertandem dengan Air France dan Sri Lankan Airlines untuk menyediakan VR bagi penumpangnya, dilansir dari The Verge.
Hiburan VR disebut-sebut akan umum tersedia di maskpai-maskapai lain ke depannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR