Diblokirnya perangkat Huawei di AS secara tidak langsung ternyata merugikan Xiaomi.
Didasari rasa patriotik, konsumen China memberikan dukungan kepada Huawei sebagai "korban" perang dagang AS-China ini dengan berbondong-bondong membeli produk Huawei di dalam negeri.
Menurut lembaga riset Canalys, Huawei berhasil menjual 31,3 juta unit smartphone di kuartal dua 2019 ini, atau naik 31% dibanding kuartal sebelumnya. Sedangkan Xiaomi hanya bisa menjual 11,5 juta uni, atau turun 20%. Kombinasi dua faktor ini membuat Huawei berhasil menjadi pemuncak produsen smartphone di China, menggeser posisi Xiaomi.
"Penyalur smartphone Huawei mengeluarkan berbagai iklan yang mengaitkan produk Huawei sebagai pilihan patriotik. Faktor ini menjadi krusial karena konsumen China saat ini mulai memasukkan faktor politik sebagai pertimbangan saat membeli produk" ungkap Mo Jia, analis dari Canalys.
Namun data Canalys juga menunjukkan, pasar smartphone di China saat ini tetap menunjukkan penurunan. Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah smartphone yang terjual turun 6% di tahun ini. Penurunan ini telah terjadi selama dua tahun terakhir, yang mengindikasikan terjadinya perubahan pola konsumsi konsumen di China saat ini (dan sebenarnya juga terjadi di belahan dunia lain).
Alasan terbesar adalah konsumen kini lebih jarang mengganti smartphone-nya. Hal ini tidak lepas dari kian matangnya teknologi smartphone saat ini, sehingga smartphone kelas menengah ke bawah sudah memadai untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu kehadiran teknologi baru seperti 5G menjadi penting agar bisa kembali menggairahkan minat konsumen.
Xiaomi Kuat di Eropa
Meski pangsa pasar di kandang tergerus, Xiaomi sebenarnya tidak perlu khawatir. Pasalnya di luar China, pangsa pasar Xiaomi terus tumbuh; yang lagi-lagi karena dampak sanksi yang diderita Huawei.
Salah satu pasar potensial Xiaomi adalah di Eropa. Masih menurut Canalys, Xiaomi berhasil menjual 4,3 juta unit smartphone di Q2 2019 ini. Hal ini membuat pangsa pasar Xiaomi menjadi 9,6%, atau naik 48% dibanding tahun lalu. Sebaliknya, pangsa pasar Huawei turun 16% di periode yang sama.
Hal ini berdampak pada kenaikan pendapatan Xiaomi yang melejit tahun ini. Total pendapatan Xiaomi pada kuartal kedua yang berakhir bulan Juni lalu mencapai 51,95 miliar yuan, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 45,24 miliar yuan.
Belakangan, Xiaomi juga mulai melirik bisnis semikonduktor dengan berinvestasi di Verisilicon, perusahaan yang berbasis di Shanghai, China.
Pabrikan yang identik dengan warna jingga itu juga menanam modal di Bestechnic yang merancang chip untuk perangkat audio.
Beberapa perusahaan yang diinvestasi Xiaomi baru-baru ini telah terdaftar di bursa saham STAR. Termasuk perusahaan Ninebot, pembuat skuter yang juga mengakuisisi merek Segway pada tahun 2015.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR