Perusahaan cybersecurity, ITSEC ASIA menyelenggarakan InfoSec Summit Indonesia yang dilangsungkan hari ini (29/08) di Ayana Mid Plaza Hotel, Jakarta.
InfoSec Summit adalah acara khusus untuk pembuat kebijakan cybersecurity, inisiator, profesional, inovator, penyedia layanan dan dan konsumen sebagai pengguna akhir.
“Saya sangat meyakini bahwa cybersecurity akan menjadi bagian integral dalam setiap organisasi, tak peduli bagaimanapun ukurannya,” ujar Patrick Dannacher, CEO of Stonetreegroup.
Serangan siber kini telah berevolusi menjadi sangat marak dan canggih, oleh karena itu acara konferensi ini membahas masalah yang dihadapi institusi dan korporasi dalam lanskap keamanan TI saat ini.
Beberapa hal penting yang menjadi pembahasan diantaranya yaitu meningkatnya kecanggihan serangan siber. Dengan munculnya teknologi generasi berikutnya seperti pembelajaran mesin (machine learning), penjahat siber menciptakan teknik yang lebih kompleks dan efektif yang diharapkan dapat jauh lebih berbahaya. Ini membuat ancaman tersebut makin mengkhawatirkan karena menjadi lebih canggih, dapat beroperasi secara mandiri, dan semakin sulit dideteksi.
Selain itu, munculnya teknologi digital dapat menjadi salah satu hal yang mengganggu. Seiring pula dengan meningkatnya penggunaan perangkat pintar dengan konektivitas yang memungkinkan untuk mengakses informasi keuangan dan informasi pribadi yang sangat sensitif.
Pada konferensi ini juga dibahas bahwa pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 20 miliar perangkat IoT akan terhubung secara global sehingga berdampak pada peluang besar bagi penjahat siber untuk mengeksploitasinya.
Kejahatan siber tingkat tinggi baru-baru ini telah menyebabkan perusahaan di seluruh dunia mengantisipasi kemungkinan adanya kerentanan dan implikasi negatif pada bisnis mereka. Tahun lalu, total pengeluaran keamanan siber di Asia Tenggara diperkirakan mencapai USD1,90 miliar dan diperkirakan akan tumbuh hingga USD5,45 miliar pada tahun 2025.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR