Sebagai salah satu inisiatifnya, pemerintah Kota Antibes memanfaatkan teknologi yakni dengan menggunakan perangkat IoT dari platform Leonardo dari SAP untuk mengendalikan sistem pengelolaan airnya.
Dalam implementasinya, kota ini telah memasang lebih dari 2.000 sensor IoT ke dalam jaringan pipa airnya untuk mendigitalkan infrastruktur kota.
Sensor-sensor ini sendiri bertugas memantau kualitas dan aliran air serta memprediksi kapan dan di mana pemeliharaan infrastuktur jaringan pipa air harus dilakukan.
Selain itu, teknologi ini juga dapat mendeteksi intrusi secara real-time, yang memungkinkan pemerintah kota untuk mengidentifikasi adanya masalah pada pasokan air bersih yang membahayakan penduduk dan wisatawan.
2. Kota Nanjing, China
Pernah menjadi ibu kota kuno Cina, Nanjing adalah salah satu dari 20 kota teratas di Cina yang memiliki populasi lebih dari 8 juta jiwa.
Dengan jumlah sedemikian banyaknya, tidak heran bila volume lalu lintas di kota ini turut besar.
Diperkirakan, ada sekitar 10.000 taksi, 7.000 bus, dan 1 juta mobil pribadi yang setiap harinya lalu lalang di seluruh sudut kota ini.
Nah, untuk membantu membantu mengatasi volume lalu lintas, pemerintah kota Nanjing mengembangkan sistem lalu lintas pintar, yang di mana mencakup penggunaan sensor dan chip Radio Frequency Identification (RFID).
Penggunaan kedua teknologi ini sendiri berfungsi untuk menghasilkan aliran data berkelanjutan mengenai seluruh status sistem transportasi dan lalu lintas yang ada di seluruh kota.
Dalam implementasinya, kota ini menggunakan perangkat IoT dari SAP dan platform SAP HANA untuk menganalisis pola pergerakan lalu lintas secara real-time. Secara total, lebih dari 20 miliar data sensor dihasilkan setiap tahun di kota ini.
Selain itu, hasil data ini juga dikombinasikan dengan data lain seperti perilaku perjalanan orang-orang, harga tiket kendaraan umum, kondisi jalan, dan aksesibilitas area.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR