Kuala Lumpur, InfoKomputer - Black Shark pada hari Selasa lalu secara resmi meluncurkan ponsel pintar terbarunya, Black Shark 2 Pro, di Asia Tenggara. Hadir dengan berbagai fitur untuk gaming, Black Shark 2 Pro diklaim bisa melaksanakan peruntukkannya itu dengan baik. Ponsel pintar Black Shark sendiri sejak awal memang ditujukan untuk gaming. Versi terbaru ini pun memiliki sejumlah peingkatan dibandingkan versi sebelumnya yang membuatnya makin mumpuni untuk digunakan bermain gim. Namun, Black Shark mengingatkan bahwa Black Shark bukanlah perusahaan ponsel pintar melainkan perusahaan teknologi gaming yang menawarkan ekosistem gaming. Black Shark tidak hanya menawarkan ponsel pintar untuk gaming, meski untuk saat ini produk tersebut masih yang paling penting.
"Kami adalah perusahaan teknologi gaming. Visi kami adalah membangun sebuah ekosistem gaming. Itu berdasarkan hardware kami seperti kami memiliki ponsel gaming kami dan juga aksesori dan software, kami memiliki seperti Shark Space, juga ada software lain seperti kami mengoptimalkan sisi software, dan kami bekerja sama dengan banyak penyedia konten seperti Tencent, seperti Gameloft, bahkan seperti Mobile Legend. Kami bekerja sama dengan mereka untuk mengoptimalkan pengalaman bermain gim. Ini adalah sisi software dan juga servis," ujar David Li (Vice President, Black Shark Global). "Jadi berdasarkan hardware, software, dan servis kami ingin membangun sebuah ekosistem gaming," jelas David Li lagi.
Ada empat area yang diangkat oleh Black Shark yang menjadi keunggulan Black Shark 2 Pro dalam menjalankan fungsinya sebagai ponsel pintar untuk gaming. Keempatnya adalah performa, kontrol, desain, dan view.
Pada area performa, Black Shark 2 Pro antara lain menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 855+, Liquid Cooling 3.0+, dan flash memory dengan UFS 3.0. Snapdragon 855+ merupakan SoC tertinggi Qualcomm saat ini untuk mobile. Dibandingkan Qualcomm Snapdragon 855, flagship sebelumnya, Qualcomm Snapdragon 855+ diklaim menawarkan kinerja GPU yang lebih tinggi 15%. Liquid Cooling 3.0+ sendiri memungkinkan SoC tersebut bisa berjalan pada kinerja maksimalnya secara terus-menerus tanpa terjadinya overheat alias kepanasan. Liquid Cooling 3.0+ hadir dengan ukuran lempengan dan pipa yang berukuran besar plus diklaim memiliki kontak yang lebih baik dengan komponen penghasil panas. Dengan Liquid cooling 3.0+, suhu core rata-rata Black Shark 2 Pro diklaim bisa lebih rendah sampai sekitar 7°C dibandingkan kompetitornya. Sementara, flash memory dengan UFS 3.0 memungkinkan kinerja transfer file yang lebih baik sehingga suatu gim bisa dipanggil dengan lebih cepat. Dibandingkan UFS 2.1 yang merupakan generasi sebelumnya, UFS 3.0 secara teoritis menawarkan bandwidth yang lebih dari dua kalinya.