BRI memanfaatkan teknologi cloud ini untuk analis big data yang saat ini dimiliki perusahaan.
Sebagai bank yang berfokus menyalurkan kredit ke segmen mikro dan ultra-mikro, BRI memiliki data yang terbilang padat sehingga untuk memberikan asessment kredit membutuhkan waktu yang panjang.
"Dengan menggunakan fasilitas cloud, proses kredit yang sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu dengan manual, kini hanya menjadi 2 menit melalui aplikasi Pinang yang dibangun lewat platform Google Cloud," jelas Indra Utoyo, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI di acara yang sama.
Sementara itu, di bidang start up edukasi yakni RuangGuru, SVP Engineering Ruangguru Alvin Francis Tamie menjelaskan teknologi BigQuery yang merupakan bagian dari sistem cloud ini digunakan untuk membaca pola kebiasaan dari konsumennya.
"Sebagai contoh, kami produksi video pembelajaran. Dengan BigQuery kami bisa melakukan analisa aktivitas dari orang per orang konsumen RuangGuru, seperti apakah mereka kemudian mengerjakan soal-soal dengan benar, atau bagaimana. Datanya kami ambil cloud. Sehingga bisa untuk perbaikan kualitas konten ke depannya," jelas dia.
Bioskop yang dikelola oleh CinemaXXI juga ternyata memanfaatkan sistem cloud dalam menjalankan bisnisnya.
Umumnya, pemanfaatan cloud di perusahaan ini digunakan untuk distribusi iklan di layar dan periode tertentu.
Belum lagi untuk film-film tertentu, biasanya CinemaXXI lebih memilih untuk menggunakan sistem cloud.
"Kami memilih hybrid, ketika bioskop menayangkan film-film yang peminatnya besar. Sebab bisa mencapai 60 hit/klik per detik. Maka kami meningkatkan atau scale up bayar premium untuk film-film tertentu," kata Andrew Pangestu, Direktur Teknologi dan Operasi CinemaXXI.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR