China bisa dibilang negara terdepan dalam mengadopsi transaksi digital. Saat ini, hampir semua toko di China menerima pembayaran digital. Selain itu, prosesnya juga kian canggih. Selain berbasis QR Code, banyak toko di China kini mengadopsi pembayaran berbasis teknologi face recognition.
Dengan teknologi pengenalan wajah ini, pembeli tinggal berdiri di depan mesin kasir yang dilengkapi kamera saat membayar. Setelah sistem mengenali wajah pembeli, pembeli pun bisa langsung meninggalkan toko.
Kedengarannya simpel, namun teknologi di balik pembayaran menggunakan wajah ini sebenarnya sangat rumit. Seperti diungkap Xiansheng Hua (Head of Artificial Intelligence Center Alibaba Group) di acara Apsara Conference 2019, sistem face recognition harus bisa mengenali wajah pembeli di berbagai kondisi.
Untuk itu, dibutuhkan teknologi image segmentation yang “memecah” objek foto wajah menjadi beberapa bagian untuk kemudian dicocokkan dengan data di database. Sistem juga harus memiliki kemampuan analisa 3D yang presisi untuk menghindari kesalahan identifikasi.
Alibaba sendiri mengklaim konsumen mempercayai teknologi pengenalan wajah mereka. Xiangsheng Hua menyebut, rata-rata pengguna menggunakan 20 kali teknologi pengenalan wajah Alibaba (termasuk non pembayaran) dalam satu hari.
Kerennya, seperti yang InfoKomputer saksikan sendiri, kecepatan sistem pengenalan wajah ini terbilang sangat impresif. Pengenalan wajah bisa dilakukan dalam tempo singkat, sekitar 1-2 detik, meski dalam kondisi minim cahaya.
Implementasi di Industri
Cerita di atas bisa sedikit menggambarkan keunggulan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dimiliki Alibaba Cloud Intelligence saat ini. Jenis AI yang dikembangkan Alibaba pun bukan cuma soal face recognition. Alibaba Cloud memiliki beragam jenis AI, mulai dari chatbot, image search, sampai autonomous car.
Selain untuk kepentingan internal, teknologi AI milik Alibaba juga bisa dimanfaatkan pelaku usaha di berbagai industri. Salah satu contohnya bandara Hangzhou Xiaoshan yang menggunakan solusi Alibaba Cloud AT Aviation Brain untuk memeriksa memeriksa calon penumpang.
Biasanya, petugas imigrasi harus membandingkan foto di paspor dan wajah penumpang secara manual untuk melakukan konfirmasi keabsahan penumpang. Namun kini, proses pengecekan tersebut dilakukan menggunakan teknologi face recognition dari Alibaba Cloud.
Berkat solusi ini, efektivitas kerja pun meningkat. Proses pengenalan wajah hanya memakan waktu tiga detik, tingkat kesalahan pun jauh menurun.
AI untuk Semua
Jin Ma (President of Product and Solution Alibaba Cloud Intelligence) meyakini AI adalah teknologi yang bisa digunakan setiap institusi. Alibaba Cloud sendiri saat ini menyediakan berbagai layanan AI siap pakai di platform cloud mereka. Dengan kata lain, perusahaan tidak perlu membangun algoritma AI sendiri untuk memanfaatkan teknologi ini.
Semua teknologi AI Alibaba dikembangkan berdasarkan pengalaman bisnis nyata dari Alibaba yang sangat kuat di e-commerce, retail, sampai logistik. Hal ini membuat solusi Alibaba memiliki keterkaitan yang erat dengan tantangan industri.
Dan jangan kaget jika teknologi AI Alibaba kian inovatif. Saat ini Alibaba memiliki Damo Academy berisi 25 ribu talenta terbaik China dan dunia yang ditugaskan mencari teknologi inovatif dan aplikatif. Didukung dana US$15,2 miliar dan business case dari pengalaman nyata Alibaba, Damo Academy diharapkan dapat melahirkan produk dan solusi yang menjawab kebutuhan pasar.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR