Di dunia teknologi, nama Nokia identik dengan ponsel. Namun di masa depan, brand legendaris itu bisa jadi tak hanya ditemui di perangkat genggam, melainkan juga barang jenis lain.
Indikasinya terlihat dari langkah Nokia yang menunjuk Global Icons sebagai agensi untuk lisensi merek "Nokia". Hal ini membuat brand Nokia dapat diperluas hingga mencakup kategori poduk elektronik lainnya.
"Pengalaman kami bakal menarik para pelaku industri inovatif yang mempu memberikan pengalaman produk memuaskan, sebagaimana yang diasosiasikan pengguna dengan merek tersebut (Nokia)," ujar Managing Director Global Icons Eropa, David Williams, di blog resminya.
Kendati demikian, masih belum jelas produk macam apa yang akan ditempeli brand Nokia oleh Global Icons. Mengingat kepemimpinan Nokia di bidang antena 4G dan 5G, mungkin produknya nanti akan memanfaatkan komponen yang terkait itu, seperti drone.
Di dunia ponsel, brand Nokia dimiliki oleh HMD Global yang merancang, memproduksi, dan memasarkan ponsel-ponselnya dengan merek tersebut.
Strategi perluasan produk di luar smartphone ini mirip-mirip dengan yang dilakukan Xiaomi dengan ekosistem perangkat IoT dan consumer electronics besutannya.
Bedanya, perangkat bermerek Xiaomi dibuat sendiri oleh perusahaan China itu, sementara Nokia melisensikan mereknya ke perusahaan lain yang memanufaktur produk.
Sejarah Nokia
Nokia sendiri berdiri sejak tahun 1965, dengan bisnis utama kala itu di bidang penggilingan kertas. Baru di tahun 1902, Nokia melebarkan bisnisnya ke perangkat elektronik.
Namun transformasi besar Nokia di sektor elektronik terjadi di era 1970-an di bawah kepemimpinan Kari Kairamo. Kala itu, Nokia mengakuisisi beberapa perusahaan consumer electronic seperti pembuat televisi Salora, perusahaan komputer asal Swedia Luxor AB, dan perusahan televisi asal Perancis, Oceanic.
Nokia bahkan pernah menjadi produsen televisi ketiga terbesar di Eropa, hanya kalah dari Philips dan Thomson. Jadi jika suatu hari muncul televisi dengan merek Nokia, sebenarnya itu seperti kembali ke masa lalu.
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR