Bagi sebagian masyarakat yang ingin menyewa properti di kota besar seperti Jakarta, salah satu kendala yang biasa mereka hadapi adalah besarnya biaya sewa yang harus dibayar di muka untuk sekadar menyewa dalam jangka waktu setahun atau dua tahun.
Demi menjawab kendala tersebut, kini mulai bermunculan startup di bidang property technology (proptech) yang menawarkan konsep pembayaran sewa properti yang bisa dibayar bulanan. Seperti Startup CicilSewa misalnya.
Pada dasarnya, CicilSewa mempertemukan pemilik properti baik rumah, ruko, atau apartemen, kepada mereka yang ingin menyewa properti tersebut.
CicilSewa menerapkan perbedaan pada cara pembayarannya, karena calon penyewa tak harus membayar biaya sewa di muka selama setahun.
Biaya sewa itu akan dibayarkan terlebih dahulu oleh CicilSewa kepada pemilik properti, dan selanjutnya penyewa akan mengangsur biaya sewa kepada CicilSewa.
"Selama ini pasar sewa properti di Indonesia biasanya diakses oleh kalangan menengah ke atas dengan range biaya sewa sekitar Rp30 juta hingga Rp50 juta per tahun. Biaya sewa properti ini akan lebih terjangkau jika bisa dicicil. Dengan cicilan sekitar Rp1,5 jutaan hingga Rp2 jutaan, sudah bisa menyewa apartemen yang ada fasilitas kolam renangnya," ujar CEO CicilSewa, Hendry Oktavianus.
Hendry melanjutkan, solusi yang ditawarkan pihaknya tak hanya membantu mereka yang sedang mencari sewa hunian. Namun juga membantu mereka yang mencari lokasi sewa usaha seperti ruko.
Dengan biaya sewa yang bisa dicicil, maka akan memudahkan pelaku usaha yang ingin menyewa ruko untuk membuka bisnis.
Baca Juga: Jendela360: Cakrawala Baru Penyewaan Apartemen Bagi Masyarakat Urban
Selain itu, bagi pemilik properti, CicilSewa membantu mereka lebih cepat mendapatkan pelanggan yang ingin menyewa properti.
"Jadi kami tak hanya membuka peluang bagi mereka yang mencari sewa properti, tapi juga bagi para pemilik properti. Kami membantu aset properti mereka agar lebih cepat tersewa," ucapnya.
Lalu, bagaimana jika ada penyewa yang tak menyewa properti sampai setahun atau ada yang berhenti di tengah jalan?
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR