Namun VP of Mobility Canalys, Nicole Peng, mengatakan adopsi ponsel 5G yang masif tidak serta merta membuktikan bahwa penyebaran 5G sudah merata.
"Penyebaran 5G secara menyeluruh akan memakan waktu cukup lama dan akan lebih kompleks dibanding generasi sebelumnya (4G), demi mewujudkan benefit jaringan 5G melalui layanan seluler enhanced Mobile Broadband (eMBB)," ujar Peng.
Selain itu, kata Peng, ongkos penyebaran 5G cukup mahal. Operator global akan semakin tertekan, apalagi setelah mengalami penurunan pendapatan dan persaingan harga dengan operator jaringan virtual mobile (Mobile Virtual Network Operator).
Investasi 5G oleh para operator di China akan mencapai 5 miliar dollar AS (Rp 70,5 triliun). Analis dari Canalys, Mo Jia mengatakan sekitar 70.000 hingga 90.000 base tranceiver station (BTS) 5G akan dibangun di China.
"Di antara tiga operator, China Mobile akan memperluas keuntungan pasarnya dengan memperbesar basis pengguna dan memperkuat finansialnya," ujar Jia.
Tiga operator yang telah siap dengan jaringan 5G tersebut juga bekerja sama dengan vendor lokal seperti Huawei, Oppo, Xiaomi, dan ZTE. Samsung juga disebut akan memanfaatkan kerja sama dengan operator di China untuk kembali merajai pasar di sana.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR