Penggunaan teknologi Artificial Intelligence terus meluas ke berbagai bidang. Bukan hanya meningkatkan efisiensi, produktivitas dan hasil bisnis, AI pun dapat meningkatkan inklusi.
Hal itu dikatakan oleh CEO & Co-Founder Kata.ai, Irzan Raditya. “Ada empat sektor di mana AI berpotensi meningkatkan inklusi, yaitu social commerce, financial services, healthcare dan edukasi,” ujar Irzan.
Di sektor social commerce, Kata.ai bermitra dengan Halosis, startup penyedia layanan robot percakapan (chatbot) khususnya untuk pebisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Irzan memaparkan Halosis memanfaatkan teknologi Kata.ai, mulai dari bot dan NLP, untuk membuat chatbot asisten toko online dan membantu mengotomatisasi proses bisnis milik UMKM.
Kata.ai juga ada di balik upaya meningkatkan inklusi keuangan oleh salah satu bank terbesar di Indonesia. Irzan mengatakan bahwa hanya sekitar seperdelapan dari nasabah bank tersebut yang mengunduh dan menggunakan aplikasi yang dikembangkan oleh bank.
“Nah bayangkan bagaimana layanan finansial bisa dinikmati orang melalui aplikasi WhatsApp, semudah itu,” imbuhnya. Kata.ai adalah satu dari empat perusahaan dari Indonesia yang secara resmi bermitra dengan WhatsApp.
Di bidang kesehatan, Irzan Raditya melihat persoalan yang berbeda. Irzan menyebutkan, menurut data, hanya ada satu dokter untuk tiga ribu pasien di Indonesia. Jumlah tersebut tentunya sangat tidak ideal, ditambah lagi persoalan terkonsentrasinya tenaga medis di Jawa dan Sumatra.
Irzan meyakini bahwa kehadiran AI akan membantu para dokter bekerja secara lebih efisien dan memberi kemudahan bagi pasien. “AI sendiri di sini sebagai satu layer untuk meng-assess terlebih dulu. Dari sana, kita bisa sarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter via chat atau telpon. Dokter tidak perlu berulang kali bertanya, dan malahan dokter bisa langsung menanyakan hal-hal yang lebih detail kepada pasien,” ujarnya.
Di sektor pendidikan, Irzan melihat potensi AI yang masih sangat besar. Menurutnya, salah satu masalah di bidang pendidikan adalah kecepatan belajar siswa yang tidak sama satu sama lain. Oleh karena itu, Irzan melihat potensi AI untuk menghadirkan materi belajar yang lebih disesuaikan dengan preferensi, gaya belajar, dan kemampuan siswa.
“Misalnya bagaimana kita bisa mengembangkan micro learning dengan WhatsApp. Saya rasa masih banyak yang bisa kita eksplorasi,” jelasnya.
Sediakan Platform Terintegrasi
Untuk terus mendorong penerapan AI di berbagai bidang, Kata.ai kini menyediakan platform conversational AI terintegrasi. Adapun cikal bakal dari platform ini adalah Kata Platform yang awalnya difokuskan untuk pengembangan chatbot.
Platform terintegrasi yang diperkenalkan Kata.ai bersamaan dengan penyelenggaraan Interact 2019 itu adalah sebuah one-stop-solution untuk mengembangkan dan mengelola solusi conversational AI, mulai dari pengelolaan percakapan, pengembangan asisten virtual untuk perusahaan, integrasi antara chatbot dengan operasional customer service, membuat asisten virtual berbasis suara, hingga mengelola aktivitas kampanye pemasaran.
Fitur-fitur ini dirancang untuk membuat solusi yang mempermudah interaksi dengan pengguna melalui percakapan teks (chatting) maupun melalui ucapan dengan suara. Kata Platform kini terdiri dari sepuluh produk dengan fitur-fitur baru yang lebih spesifik untuk menjawab permasalahan yang kerap dihadapi perusahaan dalam mengaplikasikan AI. Di antara fitur-fitur itu adalah Kata WhatsApp Dashboard, Kata Omnichat, Kata Boost, Kata Voice, dan Katalog.
Khusus mengenai Kata Voice, Irzan membeberkan strategi Kata.ai saat ini untuk mulai merambah ranah voice atau suara. “Karena 60-70 persen dari pertanyaan pelanggan masih disampaikan lewat call center. Dan suara adalah interface paling natural yang dimiliki manusia dan kami ingin berkontribusi di sana,” ujar Irzan Raditya.
Bisnis Kata.ai sendiri tumbuh lebih dari 500 persen dalam tiga tahun terakhir dan ada lebih dari 121 perusahaan yang memanfaatkan teknologi conversational AI. Pelanggan Kata.ai tidak hanya dari segmen korporasi, tapi juga UMKM dan startup.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR