Bill Gates, sang pendiri Microsoft, menyesali kegagalannya di masa lampau mengakibatkan perangkat lunak Windows Mobile kalah saing dari Android.
"Seandainya saya tidak kena kasus antimonopoli, kami sudah dekat sekali. Saya sangat bimbang. Saya membuatnya kacau karena bimbang," Gates saat acara DealBook Conference di Amerika Serikat, dikutip dari The Verge.
Pemerintah AS berseteru dengan Microsoft sekitar tahun 1998, raksasa komputer dituduh memonopoli pasar PC.
"Tuntutan antimonopoli ini tidak baik untuk Microsoft waktu itu, seharusnya kami lebih fokus membuat sistem operasi untuk ponsel. Jadi, alih-alih Android, mungkin hari ini kalian memakai Windows Mobile," kata Gates.
Masalah antimonopoli ini mengakibatkan Microsoft salah langkah dan membuang kesempatan besar untuk Windows Mobile.
Microsoft juga dinilai tidak bijak ketika beralih dari Windows Mobile ke perangkat Windows Phone, yang justru membuat Android besar.
"Kami waktu itu terlambat tiga bulan untuk Motorola, untuk dipakai di ponsel," kata Gates.
"Sekarang, tidak ada yang pernah mendengar Windows Mobile," kata dia.
Gates tidak menjelaskan ponsel Motorola apa yang yang dia maksud, namun, 10 tahun lalu, Motorola mengeluarkan ponsel Droid yang ditenagai sistem operasi Android.
Respons pasar untuk Motorola saat itu sangat baik, didukung juga oleh operator seluler Verizon. Saat itu, Windows Mobile sedang mengalami kesulitan.
Pertengahan tahun ini, Bill Gates juga pernah mengungapkan penyesalannya kalah dari Android, yang dia sebut "kesalah terbesar".
Kerugian Microsoft menurut Gates mencapai 400 miliar dolar.
Pensiun Dini
Pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkapkan alasan 'pensiun dini' dari Microsoft tahun 2000 karena ia ingin fokus dan terjun di kegiatan sosial dibanding bergelut dengan perangkat lunak.
Terbukti tahun 2000 silam, Gates dan istrinya Melinda French Gates mendirikan sebuah yayasan bernama Bill & Melinda Gates Foundation. Yayasan ini fokus untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang.
"Di pertengahan usia 40-an, pandangan dunia saya semakin luas. Saya dan Melinda merasakan dorongan yang kuat untuk mengembangkan yayasan kami serta pengembangan obat-obatan untuk masyarakat di negara-negara miskin," tulis Gates melalui blog pribadinya.
Gates mengakui rela menggelontorkan USD20 miliar atau sekitar Rp28 triliun untuk mengembangkan yayasan Bill & Melinda Gates Foundation, demi melakukan perjalanan sosial ke beberapa negara seperti India dan Thailand.
Di India, Gates dan Melinda memberikan vaksin polio dan mempelajari bagaimana negara Gajah Putih itu menangani penyakit AIDS.
Gates dan Melinda pun kembali mendirikan yayasan Giving Pledge bersama Warren Buffet tahun 2010. Yayasan ini dibuat sebagai wadah untuk beramal guna membantu masyarakat yang kurang mampu.
"Tepat saat Warren meminta saya untuk memberikan ceramah di World Economic Forum, saya mencoba menggunaan suara saya untuk meningkatkan visibilitas kesehatan global," ucapnya.
"Melalui tayangan Inside Bill's Brain di Netflix, saya harap Anda dapat melihat kegembiraan yang saya dapatkan dari pekerjaan saya dan mengapa saya sangat antusias dengan kecerdikan, imajinasi, serta tekad," ujarnya.
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR