PT Pertamina (Persero) mengungkapkan melakukan penghematan triliunan rupiah karena menerapkan digitalisasi dalam kegiatan bisnisnya.
Proses digitalisasi itu dimulai dari operasi pencarian (eksplorasi dan eksploitasi) hingga penyaluran (distribusi) minyak dan gas bumi.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansyuri mengatakan, industri migas membutuhan modal besar dan memiliki risiko yang besar. Penerapan teknologi digital dapat meminimalisir risiko yang ada, sehingga perusahaan bisa melakukan penghematan.
"Sales Pertamina 58 miliar dollar AS atau Rp 800 triliun, setiap tahun investasi Rp 70 triliun, kita melakukan operasional 50 miliar dollar AS. Mau tidak mau kami menggunakan teknologi digital dalam kegiatan kita," kata Pahala, saat menjadi pembicara dalam acara Disrupto Society, di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Pahala mengatakan ada tiga teknologi digital yang digunakan oleh Pertamina untuk menjalankan kegiatan bisnisnya yaitu big data analytics, internet of things, dan robotic.
Penggunaan teknologi digital tersebut diterapka pada proses pengadaan, dengan membuat program yang menyediakan barang jasa.
Sebagai Informasi dalam satu tahun Pertamina menganggarkan dana Rp 15 sampai 20 triliun untuk pengadaan, dengan menggunakan teknologi digital dapat menghemat Rp 1,2 sampai 1,5 triliun.
"Total potensi efisiensi bisa mencapai Rp 1,2 triliun sampai Rp 1,5 triliun setiap tahun bisa hemat 10 persen," ujar Pahala.
Penerapan teknologi digital juga diterapkan pada kegiatan pencarian migas, dengan data yang dihimpun Pertamina bisa meningkatkan produksi migas, selain itu juga pada proses pengiriman dan penyaluran BBM hingga ke konsumen.
Penerapan teknologi digital berfungsi pada pengawasan agar penyaluran bisa berjalan dengan baik.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR