Operator seluler, Telkomsel terus mengembangkan internet 5G dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan menguji coba sinyal 5G sesuai ketentuan yang berlaku.
Christian G. Gustiana, General Manager Network Strategic Roadmap, pihaknya menjelaskan bahwa Telkomsel akan terus melakukan uji coba yang sesuai standar 5G NR (New Radio) yang ditetapkan oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP).
"Kami ingin menjadi yang pertama menerapkan 5G di Indonesia. Maka dari itu sesuai mandat Kemenkominfo, akhirnya kita berhasil mencoba sinyal 5G di Batam," ujar Christian dalam siaran persnya, Minggu (22/12)
Uji coba sinyal 5G di spektrum 28 Ghz di Batam diklaim berhasil dengan melakukan panggilan 5G Video Call, gaming, dan tentunya keperluan industri 4.0.
Sayangnya, ia belum bisa memprediksi kapan sinyal 5G akan bisa di komersilkan untuk kepentingan konsumen, karena banyak pertimbangan seperti regulasi pemerintah, seberapa banyak perangkat 5G yang masuk, hingga spektrum 3,5 Ghz yang belum bisa di pakai.
"Spektrum untuk 5G bagusnya berada di 3,5ghz dan 2,6ghz. Sayangnya di indonesia 3,5ghz dipakai oleh operator satelit. Maka dari itu kita sedang ingin berkolaborasi dengan menkominfo dan pihak operator satelit terkait," ujar Christian.
Selain itu, Christian juga mengungkapkan bahwa Telkomsel lebih condong mengimplementasikan 5G untuk industri ketimbang untuk keperluan konsumen. Telkomsel siap membuka peluang berkolaborasi menerapkan 5G untuk industri manufaktur, sektor pertanian, dan sektor logistik kedepannya.
Tantangan
Telkomsel menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia saat memasuki era jaringan telekomunikasi generasi kelima (5G), salah satunya adalah menyiapkan seluruh ekosistem sebelum 5G benar-benar diimplementasikan.
"Kalau dari segi teknis hanya hitungan jam, hanya software saja, perangkat kita sudah siap tinggal aktikan bisa, tapi yang harus disiapkan bukan hanya itu, tapi seluruh ekosistemnya," ujarnya.
Tantangan pertama, menurut Christian adalah spektrum. Saat ini spektrum yang paling banyak dipakai oleh operator global adalah 3,5GHz, 2,6GHz dan 26GHz. Namun, 3,5GHz dan 2,6GHz saat ini sedang digunakan, sementara frekuensi yang kosong 26GHz secara coverage tidak terlalu baik.
"Kita lagi coba solusikan bersama. Kita kolaborasi erat dengan teman-teman regulasi bagaimana supaya kita bisa manfaatkan secepatnya," ujar Christian.
Penulis | : | |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR