Jika Schneider menyoroti infrastruktur publik yang akan terdampak serangan siber, Alexander menilai yang paling berisiko adalah sektor keuangan, energi dan komunikasi, seperti yang juga dinyatakan DHS.
Alexander menambahkan aktivitas pemerintah AS juga berisiko diserang. "Karena itulah yang mereka lakukan dulu, juga ke kebanyakan tempat di Timur Tengah. Masuk akal jika mereka menyerang jaringan militer jika bisa. Mereka juga akan menyerang jaringan yang berkaitan dengan energi dan finansial," kata dia.
Meski pun ada kemungkinan ancaman, Schneider berpendapat AS tidak boleh hanya berfokus pada serangan siber dari Iran. Dia mencontohkan Operation Ababil, meski pun menargetkan institusi keuangan, dampaknya tidak begitu besar, hanya sebentar konsumen tidak bisa mengakses akun mereka.
Kekhawatiran AS soal serangan siber dari Iran beralasan, pada 2010 lalu serangan worm komputer Stuxnet menghantam program nuklir Iran. Amerika Serikat dan Israel dicurigai berada di balik serangan Stuxnet, meski pun kedua negara membantahnya.
Source | : | yahoo |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR