OVO mengeluarkan kebijakan baru terkait layanan pengisian alias top up saldo. Mulai 2 Maret 2020, OVO akan mengenakan biaya tambahan sebesar Rp 1.000 untuk setiap pengisian saldo.
Meski begitu, tidak semua jalur top saldo OVO ini yang akan dikenakan biaya tambahan tersebut. OVO menjelaskan biaya tambahan Rp 1.000 berlaku pada transaksi isi saldo melalui aplikasi OVO, ATM, mobile/internet banking, Tokopedia, dan OVO Booth.
Kemudian, ada biaya tambahan untuk top up saldo melalui kartu debit di aplikasi OVO sebesar 2 persen dari dana yang akan ditambahkan. Setidaknya ada 15 bank yang bakal menerapkan biaya tambahan top up saldo OVO ini, di antaranya BCA, Bank Mandiri, Nobu, BNI, BRI, BRI Syariah, CIMB Niaga, Permata Bank, Maybank, DBS, BTN, Danamon.
Namun, OVO memberikan pengecualian untuk pengisian saldo melalui mitra driver Grab. Bagi kamu yang top up saldo OVO lewat mitra Grab, maka tidak akan dikenakan biaya tambahan Rp 1.000 tersebut.
"Tapi jangan khawatir, top up melalui Abang Grab tetap GRATIS," tulis OVO, dalam pengumumannya.
Langkah OVO ini, sama dengan yang sudah dilakukan oleh Gopay milik Gojek yang terlebih dahulu membebankan biaya tambahan sebesar Rp 1.000 untuk setiap top up saldo. Gopay sudah memulai kebijakan ini sejak Maret 2018 lalu.
Selain biaya tambahan, OVO juga sudah tak lagi menggratiskan transfer dana ke bank. Sejak Desember lalu, OVO mengenakan biaya transaksi sebesar Rp 3.000 untuk setiap transfer dana ke bank dari OVO.
Sepanjang 2019, OVO mencatatkan pertumbuhan transaksi cukup signifikan. Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, mengklaim tahun lalu, OVO telah memproses 1 miliar transaksi secara real time. Peningkatan transaksinya disebut tembus lebih dari 70 persen.
Selain peningkatan jumlah transaksi, jumlah pengguna aktif bulanan OVO juga meningkat hingga lebih dari 40 persen.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR