Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memperingatkan para pekerja perempuan di Indonesia karena perkembangan teknologi dipastikan akan membuat penyerapan tenaga kerja menurun, khususnya bagi para pekerja perempuan.
"Semakin hari, dunia berubah, suatu saat pekerja perempuan mungkin nanti tidak laku, diganti robot. Hati-hati kalian perempuan, ini tidak bisa dihindari, tenaga kerja sekarang banyak digantikan oleh teknologi," ujar Bahlil, Rabu (29/1).
Hal ini, kata Bahlil, setidaknya sudah tergambar pada data realisasi penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Tanah Air pada 2019. Berdasarkan data BKPM, penyerapan tenaga kerja mencapai 1,03 juta orang dari total investasi masuk mencapai Rp809,6 triliun pada 2019.
[ads2]
Angka ini sejatinya naik dari tahun sebelumnya yang hanya 960,05 ribu orang. Namun, realisasi ini tetap lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2017 misalnya, jumlah penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk mencapai 1,17 juta orang. Begitu pula pada 2016 yang mencapai 1,39 juta orang, 1,43 juta orang pada 2015, dan 1,43 juta pada 2014.
"Makanya kenapa investasi Rp809 triliun hanya mampu serap tenaga kerja kurang dari 1,1 juta orang," terangnya.
Bahkan, menurutnya, laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat pun belum tentu menjamin penyerapan tenaga kerja. Sebab, ia mencatat tren pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja justru kian berbalik dari waktu ke waktu.
Ia memberi contoh, pada 2013 misalnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen setidaknya bisa menyerap tenaga kerja mencapai 720 ribu orang. "Tapi sekarang, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap tidak lebih dari 110 ribu orang, bahkan kurang," katanya.
Di sisi lain, penurunan realisasi penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk juga kerap terpengaruh oleh jenis proyek yang akan digarap oleh investor. Menurutnya, investasi yang masuk memang tidak lagi didominasi oleh sektor industri padat karya.
Kendati begitu, ia menekankan pemerintah akan terus berusaha mencari jalan keluar agar ketersediaan tenaga kerja Indonesia bisa diserap sepenuhnya. Salah satu kebijakan yang tengah ditempuh adalah membuat omnibus law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja.
"Karena penciptaan lapangan kerja adalah tujuan dari investasi itu sendiri," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga terus berusaha memberi kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara lain.
"Jadi yang menganggur harus bisa penuhi kualifikasi. Kami akan dorong ke sektor berkualitas," pungkasnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR