Berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro, proses sterilisasi dilakukan dalam beberapa bentuk dan tahapan. Misalnya, proses pembersihan, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin, hingga perawatan berkala selama beberapa hari.
"Batik Air Airbus 330-300CEO dilakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman, bakteri, virus dan lainnya (disinfectant spray) oleh KKP yang berlangsung kurang lebih 120 menit. Pekerjaan mencakup di kabin, kokpit dan kompartemen kargo bagian bawah pesawat," kata Danang, melalui keterangan tertulis.
Setelah disterilisasi, dilakukan penggantian saringan udara pada pesawat. Hal ini untuk meminimalisasi adanya virus yang tertinggal di sana.
"Setelah pesawat dilakukan sterilisasi oleh pihak berwenang, KKP dan TNI AU memberikan izin kepada tim BAT untuk melakukan penggantian HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter yaitu alat penyaring untuk sirkulasi udara dalam pesawat," ujar Danang.
Prosedur ini, kata dia, sesuai dengan anjuran Airbus. Sistem HEPA memiliki fungsi yang sangat efektif unyuk menyaring virus dalam sirkulasi udara kabin pesawat. Setelah dilepas, HEPA akan diserahkan pada pihak berwenang untuk dimusnahkan.
"Semua HEPA filter yang sudah dilepas, selanjutnya dibungkus menggunakan pembungkus khusus untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang guna pemusnahan dengan cara dibakar," kata Danang.
Setelah dinyatakan steril oleh KKP, tahapan terakhir adalah pesawat dengan kode registrasi PK-LDY ini akan ditarik menuju hangar Batam Aero Technic (BAT) untuk mendapat perawatan berkala atau scheduled maintenance.
Danang menekankan, pesawat menjalani jadwal perawatan untuk memastikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. Sementara, mengenai penggunaan pesawat ini untuk penerbangan komersil, hingga saat ini belum ditentukan lagi.
"Untuk pengoperasian penerbangan komersil, akan kami sampaikan berikutnya," ujar Danang.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR