ARPU Telkomsel Turun Terus
Pendapatan seluler seperti dari Telkomsel ini memang masih dominan, tapi harga paket datanya akan turun terus. Sehingga walaupun jumlah pelanggannya naik terus, total pendapatan rata-rata per pengguna (Average Revenue Per User/ARPU) cenderung turun rata-rata sekitar 10 per tahun. Karena harga per unitnya turun, maka total pendapatannya bakal turun terus.
Apalagi bisnis ini belakangan ini terus dihajar oleh layanan platform perpesanan bertarif murah, berbasiskan Apps. Salah satunya adalah WhatsApp Messenger yang bebas biaya percakapan. Kompetisi mendorong tarif murah Di Indonesia kini ada 6 operator seluler, padahal di negara lain rata-rata hanya 2-3 operator.
Karena itu margin usaha seluler yang dulu di atas 60 persen akan turun terus, menjadi di bawah 40 persen. Bahkan di negara-negara tetangga sudah tinggal 5-10 persen. Tapi trend harga rendah tarif telekomunikasi ini adalah trend globel. Telkomsel saat ini masih menikmati posisi premium.
Tapi, masuknya Garibaldi Thorir awal tahun lalu bersama Hutchinson ke dalam operator Tri akan membatasi ruang gerak Telkomsel untuk mempertahankan posisi dominannya.
Tri bisa saja mengancam bisnis Telkomsel. Terganjal aturan registrasi ulang Ini juga sangat membatasi pertumbuhan bisnis Telkomsel. Artinya, ruang untuk menambah pelanggan bagi usaha seluler makin sempit.
Apalagi jasa seluler banyak dipakai untuk penyebaran hoaks, penipuan, dan kejahatan lainnya.
Telkomsel butuh menara Telkom
Seperti bunga anggrek yang ditanam di batang pohon kamboja tua, kalau inangnya dibunuh, bunga tersebut tak bisa berbunga lagi dan mati. Saat ini jumlah tower Telkomsel terlalu sedikit dan jumlahnya di bawah 3.000.
Sedangkan Telkom punya sekitar 16.000 tower yang disewakan pada berbagai operator termasuk Telkomsel. Selama ini Telkom memberikan special price untuk layanan Telkomsel.
Namun akan berbeda treatment-nya jika Telkomsel bukan lagi anak PT Telkom. Hal ini bisa membuat keuntungan PT Telkomsel akan tergerus. Telkomsel butuh satelit dan serat optik Telkom Indonesia adalah negara kepulauan. Artinya banyak daerah yang harus dijangkau layanan seluler yang di-backup oleh satelit, gelombang radio mikro dan serat optik.
Jika beli satelit sendiri, Telkomsel tentu akan mengeluarkan belanja modal ratusan triliun rupiah. Demikan juga serat optik yang menghubungkan berbagai pulau dan tower itu, saat ini dimiliki oleh Telkom, bukan Telkomsel.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR