Alibaba Group baru-baru ini mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal empat 2019. Laporan tersebut menyebut, Alibaba Group berhasil meraih pendapatan US$23,192 miliar, yang banyak didorong kesuksesan hari belanja 11.11.
Namun selain kesuksesan di segmen e-commerce, Alibaba juga mencatat pencapaian penting di area layanan cloud computing. Alibaba Cloud, anak perusahaan Alibaba di layanan cloud, mencatat pendapatan RMB10,721 miliar atau sekitar US$1,5 miliar. Pencapaian ini menjadi signifikan karena untuk pertama kalinya Alibaba Cloud mencatat pendapatan di atas RMB10 miliar di satu kuartal. Pencapaian tersebut juga meningkat 62% dibanding tahun sebelumnya.
Dibanding raksasa cloud lain, pendapatan Alibaba Cloud memang belum seberapa. AWS, sang penguasa pasar cloud, meraup US$10 miliar pada kuartal kemarin. Sementara itu, Microsoft mencatat US$12,5 miliar (yang merupakan kombinasi cloud dan SaaS) dan Google Cloud US$2,5 miliar. Namun Alibaba Cloud semakin menunjukkan potensinya untuk menjadi kuda hitam di tengah persaingan seru industri cloud computing.
Ancaman Alibaba Cloud kian terasa di area Asia Pasifik. Menurut data Synergy Research Group, Alibaba Cloud saat ini menduduki posisi kedua di bawah AWS.
Pindahkan Infrastruktur
Alibaba juga menyebut, mereka kini telah selesai memindahkan seluruh core application e-commerce mereka ke Alibaba Cloud. Sebelumnya, core application tersebut dikelola sendiri (private cloud).
Langkah memindahkan core application toko online Alibaba ke public cloud terbilang berani. Karena kini, infrastruktur e-commerce Alibaba berada di tempat yang sama dengan perusahaan lain yang menggunakan layanan yang sama. Jika Alibaba Cloud mengalami masalah, e-commerce Alibaba pun akan mengalami nasib yang sama.
Namun menurut Daniel Zhang, CEO Alibaba, langkah tersebut adalah bukti kepercayaan manajemen Alibaba terhadap layanan public cloud mereka. “Kami percaya migrasi ini adalah sebuah tonggak penting. Bukan saja karena kami kini mendapatkan efisiensi lebih tinggi, namun juga mendorong perusahaan lain untuk mengadopsi infrastruktur public cloud kami,” ungkap Zhang.
Performa Alibaba Cloud sendiri sudah teruji saat berhasil menangani serbuan konsumen di periode 11.11 Global Shopping Festival. Menurut data Alibaba, mereka berhasil memproses seluruh pesanan konsumen yang berlangsung selama 24 jam, termasuk 544.000 pesanan per detik pada kondisi puncak. Hal ini mencerminkan kemampuan infrastruktur Alibaba Cloud dalam menangani situasi kritis.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR