Sigfox Indonesia baru saja mengumumkan perihal mulai beroperasinya jaringan miliknya untuk IoT (internet of things) di Indonesia. Jaringan nirkabel tersebut telah mulai beroperasi di tanah air pada tanggal 20 Februari 2020 alias kemarin. Lalu apa sebenarnya Sigfox itu? Berikut InfoKomputer akan jelaskan secara singkat.
Apa itu Sigfox?
Sigfox adalah operator asal Prancis yang fokus pada pengembangan teknologi jaringan untuk IoT. Melalui teknologi yang mereka kembangkan, berbagai perangkat seperti sensor suhu udara, sensor gerak, sampai smartwatch bisa terhubung ke jaringan internet melalui jaringan Sigfox yang merupakan jaringan 0G. Jaringan 0G sendiri adalah jaringan nirkabel dengan biaya dan daya rendah yang dirancang sebagai jalur untuk transmisi data berukuran kecil perangkat IoT. Sigfox mengklaim teknologi IoT-nya lebih hemat daya karena kompleksitas komputasinya dilakukan di cloud, bukannya di perangkat.
Apakah Sigfox Indonesia cabang dari Sigfox Prancis?
Pada dasarnya, iya. Untuk mengembangkan jaringannya ke seluruh dunia, Sigfox biasanya menjalin kerjasama dengan perusahaan lokal di negara tersebut. Di Indonesia sendiri, Sigfox menjalin kerjasama dengan Kirana Solusi Utama untuk menyediakan jaringannya di tanah air. Kerjasama ini sifatnya eksklusif, dalam arti hanya ada satu perwakilan Sigfox di Indonesia.
Seberapa luas cakupan Jaringan Sigfox di Indonesia?
Di tahap awal, cakupan atau coverage jaringan Sigfox meliputi Jabodetabek dan Bandung. Menurut Johnny Swandi Sjam (CEO, Sigfox Indonesia), mereka akan terus mengembangkan cakupan Sigfox ke seluruh Indonesia, terutama yang memiliki potensi bisnis menjanjikan.
Berapa frekuensi yang digunakan Jaringan Sigfox di Indonesia?
Jaringan Sigfox menggunakan frekuensi di bawah 1 GHz. Di Indonesia, Sigfox menggunakan gelombang radio dengan frekuensi 920 MHz sampai 923 MHz sesuai dengan aturan yang berlaku di tanah air. Gelombang radio Sigfox itu sendiri bisa mencapai 10 km, bahkan lebih bila merambat melalui area yang tidak memiliki banyak halangan seperti di pedesaan.
Apa saja contoh implementasi Sigfox?
Sigfox bisa dimanfaatkan untuk beragam keperluan penggunaan IoT. Beberapa contoh penggunaan Sigfox adalah pada logistik untuk melakukan tracking parsel yang dikirim, pada smart city untuk mengetahui tingkat polusi udara, pada perkebunan untuk mengetahui kelembapan tanah dan mendeteksi pertumbuhan tanaman, pada perusahaan secara umum untuk mendeteksi lokasi karyawannya, serta pada penggunaan pribadi untuk melacak posisi kendaraan. Pada awal beroperasinya jaringan Sigfox di Indonesia, Sigfox menawarkan dua jenis sensor, yakni Personal Tracker dan Wallet Tracker. Personal Tracker bisa digunakan untuk melacak kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan perusahaan; sedangkan Wallet Tracker bisa digunakan sebagai tanda pengenal karyawan sehingga perusahaan antara lain bisa mendeteksi keberadaan karyawan bersangkutan.
Bagaimana model konsumsi Sigfox ini?
Menurut Sigfox, ekosistem IoT itu terdiri A (application), B (back end), C (connectivity), dan D (device). Sigfox sendiri berada pada C alias konektivitas dan akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem IoT di Indonesia. Entitas yang memanfaatkan jaringan Sigfox tentunya akan membayar sejumlah uang langganan kepada Sigfox. Besaran uang tersebut adalah Rp25.000 per bulan untuk tiap-tiap perangkat. Kapasitas dari sebuah base transceiver station Sigfox sendiri diklaim sebesar 100 ribu perangkat. Adapun untuk aplikasi dan perangkat bisa disediakan oleh pihak ketiga yang menjadi mitra dari Sigfox, disesuaikan dengan kebutuhan entitas yang akan menggunakannya.
Apa keuntungan Sigfox dibanding jaringan IoT lain?
Jaringan Sigfox merupakan salah satu LPWAN (low-power wide-area network) yang ditujukan untuk IoT. Dua teknologi LPWAN lain yang juga populer untuk IoT adalah LoRa dan NB-IoT. Dibandingkan LoRa, salah satu keuntungan Sigfox adalah menawarkan capex (capital expenditure) yang umumnya lebih rendah. Pasalnya, pengguna Sigfox menyewa jaringannya dari Sigfox, sedangkan pengguna LoRa perlu membangun jaringannya terlebih dulu atau menyewa jaringan bersangkutan dari pihak ketiga. Sementara, dibandingkan NB-IoT, salah satu keuntungan Sigfox adalah konsumsi energinya yang lebih sedikit, utamanya ketika berada di pinggir jaringan. Alhasil, baterai perangkat yang menggunakan Sigfox akan tetap bertahan lama meski berada di pinggir jaringan, sedangkan baterai perangkat yang menggunakan NB-IoT akan bertahan jauh lebih singkat ketika berada di pinggir jaringan.
KOMENTAR