Samsung Electronic memutuskan untuk sementara waktu menutup pabriknya di Kota Gumi (Korea Selatan). Keputusan tersebut diambil setelah salah satu pegawainya positif mengidap virus Corona atau Covid-19.
Pabrik Samsung di Gumi ini memproduksi smartphone kelas atas Samsung dan lebih ditujukan untuk pasar lokal.
Keputusan menghentikan operasional pabrik tentu saja mengganggu bisnis Samsung. Akan tetapi, Samsung memang tidak bisa mengambil resiko atas wabah Covid-19 ini. “Kami telah menempatkan rekan kerja [dari karyawan yang terjangkit] di sebuah karantina khusus dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan kemungkinan infeksi,” ungkap Samsung dalam sebuah siaran pers.
Gumi sendiri adalah kota yang dekat dengan Daegu, kota yang menjadi pusat penyebaran virus Covid-19 di Korea Selatan. Berdasar data Sabtu (22/2) kemarin, tercatat 346 kasus di Korea Selatan, dengan mayoritas kasus terjadi di Daegu. Dengan angka kasus setinggi itu, Korea Selatan adalah negara terbesar yang terjangkit virus Covid-19, di luar China.
Penutupan pabrik di Gumi sendiri akan berlangsung sampai Selasa (25/2) pagi. Samsung juga menyebut, pabrik mereka lainnya di Korea Selatan tetap akan terus beroperasi.
Dampak Meluas
Kasus Samsung ini menambah panjang dampak Covid-19 bagi bisnis perusahaan teknologi.
Minggu lalu, Apple mengungkapkan wabah Covid-19 dipastikan akan mengganggu bisnis mereka di tahun ini. Hal ini karena masih banyaknya pabrik di China yang tutup, sehingga mengganggu produksi hardware Apple yang banyak dibuat di negeri Tirai Bambu tersebut.
Wabah Covid-19 juga memukul sisi permintaan, karena masyarakat China belum beraktivitas secara normal. Padahal selama ini China adalah pasar terbesar produk Apple.
Wabah Covid-19 juga mengakibatkan pembatalan pameran telekomunikasi terbesar di dunia, Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol. Pembatalan terpaksa dilakukan karena banyak perusahaan teknologi yang mengundurkan diri, seperti Intel, LG, Nokia, Mediatek, Nvidia, dan Vivo.
Akibat pembatalan MWC ini, Barcelona kehilangan potensi pendapatan sekitar €500 juta atau sekitar Rp.7,4 triliun.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR