Penulis: Hewitt Lee, Director of Product Management, Synology Inc.
Epidemi coronavirus (COVID-19) telah menjadi sorotan utama dunia, termasuk dalam kaitannya dengan ekonomi global. Dampak wabah ini terhadap ekonomi dan bisnis sangatlah besar, terutama dengan adanya himbauan di beberapa negara untuk meliburkan perkantoran guna mengurangi penyebaran virus. Ditambah lagi dengan bencana banjir yang baru terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Hal ini menimbulkan satu pertanyaan besar. Apakah artinya perusahaan harus mulai mengusung infrastruktur TI efisien yang mendukung kolaborasi tim jarak jauh, sehingga dapat memastikan kinerja kantor dapat berjalan stabil selama masa-masa sulit?
Menurut laporan dari Amerika Serikat pada tahun 2018, 70% dari karyawan bekerja dari jarak jauh setidaknya seminggu sekali. Dari perspektif bisnis, penerapan seperti Network Attach Storage (NAS) ke dalam infrastruktur TI dapat memastikan sharing dan sinkronisasi file jarak jauh yang mudah, tingkat keamanan data yang tinggi, serta komunikasi dan kerja tim yang lebih produktif.
Keterbatasan akses jarak jauh selalu menjadi kendala bagi file server tradisional yang menggunakan protokol Windows SMB. Pelaku bisnis tidak dapat mengatasi tren akan kerja jarak jauh yang membutuhkan kolaborasi tim yang dinamis dan kemampuan berbagi file, yang gagal diberikan oleh server file tradisional.
Di sisi lain, model SaaS yang beroperasi di cloud yang dapat menyelesaikan masalah ini sering menghadapi berbagai masalah, yaitu biaya langganan yang mahal, kebocoran data, dan masalah keamanan. Dengan demikian, solusi yang fleksibel dan dinamis seperti server Network Attach Storage (NAS) sangatlah diperlukan untuk menanggapi masalah ini.
Selain memiliki akses jarak jauh ke layanan file dan alat kolaborasi tim yang dinamis, file server modern yang ideal juga harus memiliki kapasitas untuk sinkronisasi lintas kantor dan kompatibilitas dengan perangkat yang berbeda. Ketika skala bisnis tumbuh, bersamaan dengan kebijakan yang mengizinkan karyawan untuk membawa perangkat elektronik mereka sendiri (BYOD), serta adanya peristiwa dan bencana baru-baru ini, perusahaan mulai mencari solusi akan sumber daya TI yang memadai.
Solusi yang tepat harus memungkinkan karyawan menangani sendiri berbagai masalah penyimpanan seperti mengubah kata sandi, mengembalikan file yang hilang dari pencadangan, mengakses file yang disinkronisasikan ke seluruh kantor cabang, dan memberi user kemampuan untuk mengakses file dari mana saja melalui beberapa perangkat yang berbeda. Dengan begitu, karyawan dapat dengan mudah mengakses atau berbagi file dari luar kantor secara aman tanpa harus bergantung pada admin TI.
Banyak pelaku bisnis yang masih ragu untuk beralih dari file server konvensional. Namun, di tengah berbagai bahaya dan insiden yang terjadi secara global saat ini, dengan menerapkan infrastruktur file server modern yang lebih dinamis, pelaku bisnis dapat mengelola data dengan lebih baik, membuat pengaturan manajemen file yang lebih kuat, dan mempermudah karyawan dalam berkolaborasi untuk memastikan kelangsungan dan produktivitas bisnis.
Penulis | : | |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR