Kota Wuhan, China harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus corona. Warga diminta tetap berada di rumah demi mencegah penularan, termasuk mereka yang masih sekolah. Meski sekolah ditutup, bukan berarti para muridnya libur.
Sekolah tetap mencoba memastikan anak didiknya mendapat edukasi dengan memberi mereka pekerjaan rumah atau PR lewat aplikasi DingTalk.
Namun, para murid di Wuhan mempunyai cara unik untuk menghindari PR. Mereka memberikan rating jelek alias bintang satu dan mengunggah banyaknya review buruk untuk aplikasi DingTalk.
Harapannya, aplikasi DingTalk bakal dihapus dari toko aplikasi.
Padahal sebelumnya DingTalk punya rating yang cukup tinggi dan bagus dengan bintang 4,9 dari 5. Namun, serbuan review buruk membuat nilai bintangnya turun menjadi 1,4.
DingTalk sendiri dikembangkan oleh raksasa teknologi China, Alibaba. Ia mirip dengan Slack yang memungkinkan penggunanya membuat grup chat, memberikan tugas, dan melakukan panggilan konferensi (conference call).
Menurut laporan Ubergizmo, masih belum jelas apakah upaya para murid di Wuhan itu berhasil membuat DingTalk hilang dari aplikasi toko atau tidak. DingTalk merespons 'jahilnya' murid sekolah ini dengan video yang di-posting lewat layanan streaming video Bilibili.
Konten videonya berisi meme dan kartun dengan lagu yang liriknya memohon agar penggunanya tak lagi kasih review jelek.
Sementara CEO DingTalk, Chen Hang, menilai kelakukan murid sekolah yang beri rating jelek aplikasinya sebagai hal yang 'wajar'. Bahkan, ia mengaku akan melakukan hal yang sama.
"Sudah jadi sifat anak-anak untuk suka bermain. Jika saya berada di posisi mereka dan harus mengambil pelajaran online setiap hari, saya mungkin akan memberikan ulasan satu bintang juga," katanya seperti dikutip The Verge.
Source | : | The Verge,Ubergizmo |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR