Salah satu kekhawatiran utama terhadap wabah Corona adalah terjadinya lonjakan pasien. Ketika itu terjadi, rumah sakit akan kewalahan menangani pasien yang jumlahnya jauh melampaui ketersedian alat maupun petugas medis.
Musibah itulah yang terjadi di Italia. Saat ini, Italia harus menangani lebih dari 20 ribu pasien yang positif terinfeksi Corona. Dengan pasien sebanyak itu, tim medis Italia kini mulai kekurangan alat kesehatan.
Salah satunya yang terjadi di Brescia, sebuah kota di utara Italia yang menjadi salah satu pusat penyebaran virus Corona. Akibat banyaknya pasien, pihak rumah sakit setempat kekurangan katup yang menjadi komponen penting dalam mengalirkan bantuan oksigen ke pasien. Padahal pasien Corona harus mendapat bantuan oksigen ketika tubuhnya berusaha membentuk antibodi melawan virus Corona.
Masalah ini didengar oleh Nunzia Vallini, editor salah satu media di Brescia. Wanita ini kemudian mengontak teman lamanya, Massimo Temporelli, yang juga aktivis di industri 3D printing di Italia. Keduanya pun kemudian bahu-membahu menghubungi produsen 3D printer yang dapat membantu permasalahan ini.
Usaha mereka pun berhasil. Salah satu produsen 3D printer di area tersebut, Isinnova, langsung mengirimkan perangkat 3D printer ke rumah sakit. Tim teknis pun berhasil menggandakan katup yang dibutuhkan menggunakan mesin 3D printer. Keesokan harinya, sudah 10 pasien yang menggunakan katup hasil 3D printer.
Setelah itu, beberapa produsen 3D printer pun turun tangan. Contohnya Lonati SpA yang membuat katup menggunakan polymer laser powder.
Kisah di Italia tersebut menunjukkan bagaimana teknologi 3D bisa dimanfaatkan untuk industri kesehatan, utamanya di situasi kritis seperti saat ini.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR