Sebelum laporan dari Strategy Analytics, penurunan ini sudah lebih dulu diprediksi oleh IDC (International Data Corporation) dan Trendforce.
IDC memprediksi adanya penurunan pengapalan smartphone pada semester pertama tahun ini dengan angka 10,6%.
Dalam jangka panjang, virus Corona diperkirakan akan membuat pengapalan smartphone turun 2,3% di sepanjang tahun ini.
Sama seperti yang diungkapkan Strategy Analytics, masalah utama bagi produsen smartphone saat ini, yaitu rantai suplai yang terganggu di tengah penghentian operasional pabrik-pabrik di China selama beberapa minggu terakhir.
"Kekurangan komponen, penutupan pabrik, kewajiban karantina, serta pembatasan logistik dan perjalanan akan menciptakan hambatan untuk para vendor smartphone untuk memproduksi handset dan merilis perangkat baru," ucap Sangeetika Srivastava selaku Senior Market Analyst, IDC.
Meskipun demikian, IDC memprediksi semua aktivitas akan kembali normal sekiranya pada pada kuartal 3 tahun ini.
Sedangkan TrendForce, memproyeksikan total produksi smartphone kuartal pertama 2020 hanya 275 juta unit, turun 12% dibandingkan kuartal pertama 2018 sebanyak 310 juta unit.
Diketahui, angka ini sendiri menjadi yang terendah dalam industri smartphone sejak lima tahun terakhir.
TrendForce juga memperingatkan, bahwa ada kemungkinan jika angka-angka itu kemungkinan bisa lebih rendah dari yang mereka perkirakan pada nantinya.
Jika berkaca dari situasi ini, tentunya merek smartphone harus bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk meningkatkan penjualan dalam beberapa minggu mendatang ketika virus ini mulai menghilang di seluruh dunia.
Untuk mendongkrak pendapatan, merek juga perlu menerapkan strategi promosi penjualan cepat dan menawarkan diskon besar-besaran agar orang-orang mau membeli smartphone baru.
Source | : | Gizchina |
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR