Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah, banyak orang yang menggunakan aplikasi video conference, seperti Zoom sebagai media untuk berkoordinasi dari jarak jauh.
Pasalnya, aplikasi ini dapat menjadi sarana tatap muka untuk berbagai keperluan, seperti meeting antar rekan kerja dan pembelajaran siswa sekolah.
Bahkan Presiden Joko Widodo pun juga mengoptimalkan media video conference ini untuk melakukan koordinasi dengan para pejabat pemerintah lainnya.
Seperti yang dilakukan, Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah menteri melalui video conference. Rapat dengan para pejabat negara dalam konferensi video tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
Namun apakah aplikasi Zoom ini bisa dinilai aman untuk digunakan sebagai sarana melakukan meeting oleh pejabat pemerintah?
Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan bahwa para pembuat aplikasi sebenarnya sudah menerapkan perlindungan keamanan di dalam produk-produknya.
"Pada umumnya sudah menjadi perhatian aplikasi,apalagi yang berbayar seperti Zoom, Go To Meeting, Blue Jeans, Microsoft team, bahkan aplikasi yang gratisan seperti Skype, Google Hangouts dan Cisco Webex juga dapat diandalkan," ujar Alfons.
Karena itu, Alfons beranggapan bahwa aplikasi Zoom yang belakangan populer untuk video conferencing pun masih aman dan efisien. Sebab, ada mekanisme proteksi yang sulit ditembus.
"Tergantung keperluannya, kalau hanya untuk meeting koordinasi yang nantinya juga akan terbuka untuk umum, rasanya Zoom cukup efisien dan memiliki enkripsi yang baik dan sulit di-decrypt, sekalipun bisa disadap," tuturnya.
Sementara, untuk keperluan yang menyangkut hal rahasia, apalagi rahasia negara, Alfons menyarankan agar lebih berhati-hati dan tidak sembarangan menggunakan aplikasi dari negara lain.
"Kalau untuk VVIP seperti Presiden, Menteri Pertahanan, BIN atau data Top Secret memang lain treatment-nya," ujar Alfons.
Tiga perhatian untuk konferensi rahasia Lebih lanjut, Alfons menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan apabila ingin melakukan video conference untuk membahas topik penting yang dianggap sebagai rahasia, yakni sebagai berikut.
1. Saat video conference dilakukan secara real time, pastikan datanya tersalur melalui jalur internet yang sudah diamankan dengan enkripsi.
2. Untuk menyimpan percakapan video, tidak disarankan disimpan di komputer, melainkan pada server yang terlindung dan diamankan dengan multi factor authentication.
3. Data komunikasi melalui kabel tembaga masih rawan disadap, data radiasi layar video conference secara teknis masih bisa disadap dengan alat khusus dari jarak yang cukup jauh mencapai ratusan meter.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR