Mewabahnya virus corona di dunia memaksa orang-orang harus melakukan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Tren WFH pun menggenjot penggunaan aplikasi video telekonferensi, Zoom.
Sayangnya, peningkatan trafik Zoom itu tidak diiringi oleh sistem keamanan yang mumpuni. Hal itu turut diakui CEO Zoom Eric Yuan bahwa pertumbuhan Zoom sangat pesat tetapi ada beberapa kesalahan yang harus diperbaiki.
"Kami berkembang terlalu cepat dan kami salah langkah," kata Eric dalam sebuah wawancara dengan Brian Stelter dari CNN, seperti dilansir The Verge.
Karena itu, Eric mengatakan bahwa perusahaan saat ini akan fokus terhadap penguatan fitur keamanan dan privasi di dalam layanan aplikasinya.
"Kami telah mempelajari kelemahan kami dan kami telah mengambil langkah mundur dalam privasi dan keamanan," kata Eric.
Maraknya fenomena Zoombombing yang membagikan konten porno membuat perusahaan saat ini telah mengambil kebijakan untuk 90 hari ke depan bahwa Zoom tidak akan menambahkan fitur baru guna memperbaiki masalah yang sedang ia hadapi.
Adapun, Zoom juga telah menghentikan fungsi pengiriman data ke Facebook yang dipersoalkan banyak pihak.
Dampak isu keamanan dan privasi dari aplikasi Zoom, perusahaan pesawat antariksa milik Elon Musk, SpaceX, melarang karyawan menggunakan Zoom.
Begitu juga dengan sekolah di New York, AS, yang mulai melarang penggunaan aplikasi video conference tersebut.
Dilarang Elon Musk
Pendiri dan CEO SpaceX Elon Musk melarang karyawannya menggunakan aplikasi konferensi video Zoom karena masalah privasi dan keamanan yang signifikan.
Sebelumnya, penegak hukum AS FBI memperingatkan pengguna tentang keamanan aplikasi-aplikasi yang populer selama kerja di rumah (work from home/WFH).
Source | : | The Verge |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR