Saat ini aplikasi video conference Zoom banyak diterpa isu masalah keamanan dan privasi. Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memiliki rencana untuk mengembangkan aplikasi video telekonferensi yang aman.
Menteri Kominfo, Johnny G Plate mengatakan pemerintah terus menjaga keamanan rapat-rapat yang diselenggarakan instansi pemerintah karena aplikasi Zoom banyak dipakai untuk keperluan konferensi pers.
"Terkait Zoom kami menyadari betul, maka komunikasi dengan pemerintah perlu dijaga dengan penting termasuk ratas dijaga dengan baik. Dan saat ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar semua rapat bisa dijamin kerahasiaannya," ujar Johnny.
Ia menyatakan kemenkominfo sedang mempertimbangkan adanya aplikasi serupa Zoom yang dirilis Kominfo untuk kebutuhan pemerintah. Namun Johnny tidak menjelaskan secara detilnya karena masih dipelajari.
"Saat ini kami sedang mempelajari. Kami mengetahui bahwa operator seluler Telkomsel juga menyiapkan model yang sama untuk virtual meeting yang saat ini mereka dikembangkan sebagai alternatif untuk penggunaan di Indonesia," kata Johnny.
"Kami juga lagi lihat aplikasi video telekonferensi sendiri untuk digunakan di lingkungan pemerintah. Kominfo lagi menjajaki. nanti kami akan update perkembangannya, Zoom ala Kominfo," tambahnya.
Pakar keamanan siber, Alfons Tanjujaya mengungkapkan bahwa memakai aplikasi Zoom harus ekstra hati-hati. Hal ini berkaitan dengan tidak adanya fitur enkripsi end-to-end.
"Salah satu issue yang cukup krusial adalah End to End Encryption yang dilakukan oleh Zoom ternyata tidak 100 % end to end," ujar Alfons.
Ia menuturkan secara definitif enskripsi end-to-end adalah kunci enkripsi yang hanya disimpan oleh pengguna aplikasi dan server aplikasi tidak menyimpan kunci enkripsi tersebut.
"Jadi pemilik platform tidak akan bisa mengintip pesan, file, video dari penggunanya," ujarnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR