Masa sulit sedang dialami salah satu unicorn Indonesia, Traveloka. Menurut Nikkei Asian Review, Traveloka baru saja memecat 100 karyawannya, atau 10% dari total tim saat ini. Sebagian karyawan yang masih dipertahankan pun hanya mendapat separuh dari gaji normal.
Keputusan pahit ini terpaksa dilakukan menyusul dampak wabah Covid-19. Pandemi yang terjadi di seluruh dunia ini memaksa konsumen Traveloka membatalkan perjalanan domestik maupun internasional.
Fenomena ini tercermin dari penuturan Caesar Indra yang memimpin bisnis transportasi Traveloka. Dalam sebuah conference call, Caesar menyebut banyaknya permintaan refund dari konsumen yang membatalkan perjalanan akibat pandemi ini.
“Penurunan dan pembatalan tiket mulai terasa bulan Februari di Thailand, ketika pemerintah Thailand menghimbau warga untuk bepergian. Situasi semakin memburuk setelah itu,” ungkap Caesar.
Penurunan Traveloka ini juga bisa dilihat dari data Similar Web. Data menunjukkan, jumlah pengunjung situs Traveloka sepanjang bulan Maret 2020 hanya 16,7 juta. Angka ini turun 38,3% dibanding bulan sebelumnya.
Penurunan drastis ini sebenarnya yang sama juga dialami online travel agent (OTA) lainnya. Contohnya tiket.com yang mengalami penurunan 26,3%, dan Pegi-pegi.com sebesar 45,3%. Dengan penurunan bisnis sebesar itu, tak heran jika langkah efisiensi harus dilakukan.
Salah satu sumber menyebut, Traveloka sebenarnya termasuk perusahaan yang sangat hati-hati menjaga keuangannya. Namun apa daya, dampak wabah Covid-19 memang luar biasa. “Wabah Corona ini benar-benar memukul Traveloka dengan keras,” ungkap sumber tersebut.
Source | : | Nikkei Asian Review |
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR