Demi menekan penyebaran virus Corona (COVID-19), sejak beberapa waktu lalu pemerintah telah menghimbau perusahaan di Tanah Air untuk menerapan WFH (work from home) terhadap para karyawannya.
Karena himbauan ini, tak heran bila software atau aplikasi untuk mendukung produktivitas karyawan mengalami peningkatan.
Seperti Zoom misalnya. Aplikasi video conference yang dapat menggantikan rapat di kantor seperti biasanya ini mengalami kenaikan jumlah pengguna sebesar 6,5 lipat dalam sebulan terakhir.
Di balik nasibnya yang baik saat ini, sayangnya Zoom harus turut menghadapi masalah lantaran faktor keamanan di sistemnya yang tengah menjadi sorotan publik.
Sorotan tersebut mulai dari isu data privasi pengguna yang bocor, ribuan video conference yang mampir ke Cina, hingga tren Zoombombing yang di mana orang tak diundang dapat mengganggu sebuah rapat online.
Bahkan, ada kelemahan baru yang ditemukan di mana Zoom installer memungkinkan penjahat siber untuk mendapatkan akses root ke komputer orang yang ingin menginstall aplikasi ini.
Nah melihat hal ini, satu persatu perusahaan di berbagai negara mulai mengambil tindakan untuk melarang atau membatasi para karyawannya untuk menggunakan Zoom.
Para karyawan diperintahkan untuk beralih dengan aplikasi video conference lain seperti Google Hangouts Meet atau Microsoft Teams.
Dilansir dari TechRepublic (13/4), berikut adalah daftar perusahaan yang kini menghentikan atau membatasi penggunaan Zoom di lingkungan karyawannya.
Oh ya, selain perusahaan, daftar di bawah ini juga termasuk lembaga pemerintahan dan institusi pendidikan.
1. Perusahaan
2. Pemerintahan
3. Institusi Pendidikan
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR