Pemerintahan di Asia Pasifik (APAC) berupaya meraih peluang di tengah disrupsi digital dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI). Kebijakan pemerintah yang mendukung inisatif AI diharapkan dapat mendorong pendapatan platform AI di APAC mencapai US$29.3 miliar pada tahun 2024, menurut perusahaan data dan analytics GlobalData.
Analisis terhadap Market Opportunity Forecasts Model for AI (GlobalData) mengungkapkan bahwa pendapatan dari platform AI akan tumbuh pada compound annual growth rate (CAGR) 26.8% sepanjang 2019 dan 2024. Dua pertiga dari total pendapatan APAC pada tahun 2024 akan datang dari China, Jepang, dan India. Kontribusi China sendiri akan mencapai sekitar 37%.
Rohit Sharma, Senior Technology Analyst, GlobalData, mengatakan,"Pemerintahan terus mengadopsi AI, dengan harapan dapat mendukung pemerintahan itu sendiri dan warga dengan menciptakan proses-proses cerdas. Beberapa sektor yang berpotensj memberi dampak signifikan adalah kesehatan, pendidikan, dan penegakkan hukum."
Dalam dua tahun terakhir, terlihat ada banyak inisiatif dan kebijakan pemerintah yang mengaplikasikan AI. China mengembangkan pusat riset AI dan berinvestasi untuk meningkatkan kualitas riset AI melalui beragam inisiatif seperti New Generation AI Development Plan. Kementrian Industri dan Teknologi Informasi akan mengalokasikan anggaran sebesar US$950 juta tiap tahunnya untuk mendanai proyek-proyek AI strategis.
Sementara itu Pemerintahan Singapura juga termasuk pengadopsi awal AI dan ini menjadi faktor kunci yang mendorong kemajuan AI di negeri singa ini. Misalnya, Singapura bekerja sama dengan Microsoft mengembangkan chatbot cerdas untuk menghadirkan layanan pelanggan. Kementrian Komunikasi dan Informasi Singapura juga telah berkolaborasi dengan Microsoft dan Intel dalam rangka meluncurkan workshop AI4E. Workshop ini bertujuan membangun pemahaman tentang AI.
Di India, Intel telah menandatangani MoU dengan Central Board of Secondary Education (CBSE) untuk memberdayakan 100 ribu pelajar. Lewat MoU ini Intel akan mengintegrasikan AI pada sistem pendidikan. Pada tahun 2018, India mengumumkan National Institution for Transforming India (NITI) Aayog sebagai ujung tombak program nasional AI yang berfokus pada riset. .
Pada Juli 2019, Malaysia Digital Economy Corp (MDEC) mengumumkan pembentukan satu unit khusus AI untuk menyiapkan National AI Framework. Sebelumnya, pada bulan Mei 2019, semua mahasiswa yang masuk universitas dan sekolah-sekolah teknik diwajibkan mengambil mata kuliah dasar.
Tak jauh berbeda, Australia juga menyisihkan anggaran sebesar AU$29.9m pada tahun 2019 untuk meningkatkan dan mengembangkan sektor AI maupun teknologi-teknologi lain yang sedang tumbuh.
“Pengembangan AI dan area-area penerapannya terus berevolusi, memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat. Dukungan pemerintah dari sisi kerangka kerja regulasi dan adopsi AI tidak saja akan meningkatkan service delivery dan kemampuan tata kelola demi masyarakat tapi juga membantu mendorong adopsi AI oleh sektor-sektor lain di APAC," Rohit menyimpulkan.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR