Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta para penyedia internet saling bersinergi agar bisa membangun efisiensi di tengah wabah virus corona (COVID-19).
"Perlu kerja sama dalam antisipasi sharing capacity, cost effectiveness, dan reposisi organisasi," kata Johnny dalam konferensi pers bersama MarkPlus.
Johnny mengatakan kemenkominfo menerima berbagai usulan supaya pengaturan mendukung strategi terkait sharing capacity dan cost effectiveness dengan jumlah investasi yang lebih memadai.
"Kami secara terbuka mendukung strategi ini," kata Johnny.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza mengeluh wabah COVID-19 telah menurunkan pendapatan perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider/ ISP) di Indonesia.
Banyak hotel dan kantor berhenti beroperasi dan mengalihkan aktivitas pekerjaan di rumah. Tingkat okupansi hotel pun rendah, yang ikut mempengaruhi pemasukan hotel.
Semua hal itu berpengaruh karena sebagian besar penyedia jaringan internet di Indonesia hidup dari model bisnis Business to Business (B2B) yang melayani korporasi dan hotel.
Ia mengatakan APJII yang memiliki lebih dari 500 ISP di seluruh Indonesia, bukanlah deretan perusahaan-perusahaan besar. Mayoritas anggota APJII adalah perusahaan ISP kecil yang notabene hidup dari model bisnis Business to Business (B2B).
Lebih dari 50 persen dari anggota APJII, bisnis mereka bertumpu untuk melayani sektor bisnis lain (business to business/ B2B) seperti perkantoran dan hotel.
"Jadi, tidak ada kata industri kami ini diuntungkan dari pandemi COVID-19. Itu adalah persepsi yang salah," ujar Jamalul.
Operator Seluler
Di sisi lain, operator seluler yang sedianya menjadi salah satu penyedia internet yang ketiban rezeki akibat kebijakan belajar dan bekerja dari rumah, ikut mengeluh.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Cakrawala |
KOMENTAR