Aplikasi media sosial yang sedang viral dan diunduh oleh 2 miliar penduduk bumi, TikTok memilih London sebagai lokasi kantor pusat untuk kembangkan bisnisnya di pasar Eropa.
London akan menjadi kantor pusat kedua terbesar TikTok setelah Los Angeles. Informasi ini tersiar pada publik melalui analisis LinkedIn, dalam halaman karier perusahaan dan sumber - sumber lain yang sebelumnya sudah mengetahui hal ini.
Eropa adalah benua yang memiliki banyak kota dengan reputasi sebagai pusat teknologi global. London sendiri adalah kota global dengan universitas kelas dunia seperti Imperial College London, University College London, Oxford, dan Cambridge. Raksasa teknologi A.S. seperti Google, Facebook, Amazon, dan Twitter telah mendirikan kantor mewah besar dengan ribuan orang pekerja di kota ini.
Russ Shaw (Pendiri Tech London Advocates) mengatakan kepada CNBC International, "London adalah rumah bagi beberapa talenta digital terbaik di dunia, badan lembaga akademik dan penelitian yang tak tertandingi, dan pemerintah yang telah menetapkan agendanya sebagai pihak yang sepenuhnya mendukung inovasi dan pertumbuhan dalam ekosistem teknologi AS."
Inilah yang kemungkinan menjadi alasan raksasa teknologi China ByteDance (induk TikTok) memilih London sebagai pusat untuk wilayah Eropa. Selain itu untuk wilayah Eropa, TikTok juga sudah memiliki kantor di Paris, Berlin dan Dublin.
Keputusan TikTok untuk menjadikan London sebagai main hub di Eropa adalah mosi percaya bagi ibukota Inggris dan pertanda bahwa perusahaan teknologi internasional besar belum ditunda oleh Brexit.
Untuk menjalankan operasi di Negara tersebut, TikTok telah merekrut sejumlah staf dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS yang berada di London. Pada bulan Desember 2019 lalu, veteran Google yakni Theo Bertram dikabarkan bergabung dengan TikTok sebagai Director of Public Policy and Government Relationship untuk Eropa.
Di sisi lain, Ross Baron juga dikabarkan meninggalkan peran utama perekrutannya di Facebook Maret 2020 lalu untuk menjadi kepala perekrutan TikTok Eropa Barat. Selain itu, ada beberapa contoh lain orang meninggalkan perusahaan Silicon valley untuk bergabung dengan TikTok di London.
"Mereka sedang melakukan perekrutan besar-besaran," kata seorang pekerja teknologi di London yang didekati oleh perekrut TikTok. Selain itu, sumber lain anonim lainnya mengaku gaji yang ditawarkan di TikTok sangat menggoda staf dari perusahaan seperti Google dan Facebook.
Situs web karir TikTok menunjukkan bahwa perusahaan saat ini mencari pekerja dengan posisi lead machine-learning engineer, iOS engineer, software engineer, lead solutions engineer, dan solutions engineer.
TikTok juga merekrut manajer produk di London untuk mengawasi Eropa. Menariknya, menurut sumber anonim, TikTok bersedia membayar seorang lead machine-learning engineer dengan gaji pokok tahunan sebesar 200.000 poundsterling atau sekitar Rp 3,72 Miliar (kurs saat ini).
Sebagai informasi, TikTok adalah aplikasi video tempat orang dapat berbagi klip pendek 15 detik hingga 1 menit. Aktivitas yang dilakukan pengguna dengan aplikasi ini adalah membuat konten video sinkronisasi bibir (lip sync), tarian, trik, dan hal lainnya yang berpotensi menjadi viral. Aplikasi TikTok adalah versi internasional dari aplikasi lokal China ByteDance, Douyin. Sebelumnya pada 2017, ByteDance membeli aplikasi saingan dari AS bernama Musical.ly dengan harga berkisar US$ 1 miliar dan akhirnya menggabungkannya dengan TikTok.
Hingga saat ini, TikTok tidak mengungkapkan berapa banyak orang yang dipekerjakannya, tetapi LinkedIn menunjukkan perusahaan tersebut memiliki 2.948 karyawan di seluruh dunia. Angka ini belum termasuk dengan perekrutan 824 pekerja lain yang tersebar di seluruh dunia dimana 117 berada di London, menurut situs karir resminya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR