GlobalData memaparkan sejumlah teknologi terkini yang akan memengaruhi bisnis asuransi, terutama terkait asuransi siber.
Digitalisasi menghadirkan peluang tapi juga ancaman. Digitalisasi membukakan lebih banyak peluang bagi penjahat maya untuk menyerang individu, entitas swasta maupun sektor publik. Dan insiden siber secara global sudah dicantumkan sebagai risiko bisnis terpenting. Pasalnya, serangan siber berpotensi menyebabkan kerusakan finansial maupun reputasi terhadap organisasi, bahkan dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian.
Asuransi siber (cyber insurance) dapat melindungi organisasi dari risiko-risiko ini melalui pendekatan menyeluruh yang mencakup identifikasi area-area yang berpotensi diserang, menyiapkan kompensasi finansial jika terjadi serangan, dan membantu bisnis pulih secepat mungkin.
Dan permintaan asuransi siber kini tak hanya datang dari sektor teknologi, media dan telekomunikasi.
GlobalData mengidentifikasi beberapa teknologi yang akan erat berkaitan dengan asuransi siber.
Internet of Things (IoT)
Pertumbuhan perangkat IoT nyata-nyata akan meningkatkan risiko siber yang bakal dihadapi oleh bisnis, yang pada akhirnya meningkatkan eksposur yang dihadapi penanggung (insurer). Di sisi lain, kehadiran IoT juga akan membantu menumbuhkan pasar asuransi siber. Yang termasuk dalam perangkat IoT seperti wearable, connected vehicle, dan perangkat di rumah yang terotomatisasi.
Wearable
Perangkat wearables akan semakin kompleks. Data yang dikumpulkan oleh perangkat ini bersifat sensitif bagi pengguna. Oleh karena itu, perusahaan yang berkecimpung di bidang ini membutuhkan asuransi siber untuk melindungi diri dari dampak reputasi dan finansial.
Kendaraan swakemudi dan terkoneksi
Kendaraan swakemudi dan terkoneksi adalah masa depan pasar otomotif. Jenis kendaraan ini berpotensi secara mengurangi kecelakaan di jalan raya dan kemacetan.
Dan seperti halnya perangkat terkoneksi lainnya, kendaraan modern ini pun dibayangi risiko terhadap serangan siber. Ransomware dapat membuat kendaraan terkunci sampai pemilik kendaraan membayar uang tebusan kepada si penjahat siber. Lebih berbahayanya lagi jika serangan siber dapat mengelabui kendaraan sampai kendaraan "berpikir" sebuah obyek tidak ada padahal ada, karena dapat berujung pada hal yang tragis. Bahkan dalam skala besar, serangan-serangan ini dapat dimanfaatkan oleh kelompok teroris.
Keamanan siber adalah keharusan dalam bidang ini. Pemilik kendaraan membutuhkan asuransi siber. Namun produsennya pun harus melindungi diri seandainya software pada kendaraan tersebut mengalami serangan.
Peralatan rumah tangga otomatis
Contoh perangkat ini seperti peralatan cerdas, misalnya kulkas dan televisi, peralatan keamanan misalnya wireless security camera. Perangkat ini harus terkoneksi ke internet dalam mengoperasikannya.
Produsen perangkat semacam ini membutuhkan asuransi siber untuk mengantisipasi kemungkinan pembajakan terhadap software di perangkat tersebut. Konsumen pun akan membutuhkan asuransi siber karena begitu satu model perangkat di-hack, si penjahat akan leluasa mengakses tiap rumah yang menggunakan model perangkat yang sama.
Blockchain
Blockchain digadang-gadang berpotensi mengubah wajah industri asuransi karena blockchain dapat mengurangi risiko siber yang dihadapi perusahaan dengan menyediakan Buku Besar (ledger) yang tidak tersentralisasi, dapat dibagi-pakai, dan tidak dapat diubah. Hal ini mengurangi potensi jaringan di-hack dari satu sumber. Atau mengurangi potensi havker dapat memanipulasi Buku Besar tanpa meretas keseluruhan sistem. Perusahaan yang menerapkan blockchain akan memiliki tingkat keamanan siber yang lebih tinggi sehingga nilai premi asuransinya bisa lebih rendah.
Cloud
Pemanfaatan private, public dan hybrid cloud oleh bisnis dalam berbagai skala akan meningkatkan risiko siber. Sementara perpindahan bisnis ke cloud akan terus berlanjut karena penghematan biaya dan efisiensi yang ditawarkan oleh cloud. GlobalData mengingatkan perusahaan asuransi untuk mewaspadai risiko-risiko baru di area ini.
Keamanan siber
Aspek preventif pada kebijakan asuransi siber akan semakin penting, baik untuk pebisnis maupun perusahaan asuransi. Dan di area ini, perusahaan asuransi harus bermitra dengan spesialis siber karena jika tidak, perusahaan asuransi sulit menjadi yang terdepan di pasar asuransi siber.
Big data
Semakin besar volume data yang ditanganinya, perusahaan menghadapi risiko siber yang lebih besar karena mereka menjadi incaran penjahat siber. Pasar asuransi siber diperkirakan akan mengalami peningkatan permintaan karena perusahaan dari berbagai sektor industri kini mulai memanfaatkan big data di hampir seluruh lini bisnisnya.
Artificial intelligence (AI)
Industri asuransi akan meraih manfaat dari penerapan AI. Dan AI juga akan menjadi pendorong pertumbuhan bisnis asuransi siber karena ketergantungan yang kian besar pada AI, potensi serangan siber pun bertambah. Perusahaan pun akan menerapkan kebijakan asuransi siber untuk menutup kerugian jika sampai mengalami insiden.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR