Kabar baik datang dari Moderna. Perusahaan farmasi asal Massachusetts, AS baru saja mengumumkan hasil menggembirakan dari vaksin Covid-19 yang sedang mereka kembangkan.
Sebagai latar belakang, awal April kemarin Moderna melakukan pengujian vaksin Covid-19 fase 1 ke manusia. Vaksin disuntikkan kepada delapan sukarelawan berusia 18-55 tahun yang memiliki kondisi tubuh sehat dan belum terinfeksi virus corona. Para relawan ini mendapat suntikan vaksin kadar ringan dan sedang ke tubuh mereka.
Hasilnya, semua relawan tidak menunjukkan efek samping berarti.
Yang tidak kalah penting, antibodi yang mereka hasilkan setelah mendapat vaksin terbukti mampu menghentikan infeksi virus covid-19 saat diuji di human cell di lab. Level antibodi yang dihasilkan pasien uji coba ini juga setara dengan pasien yang berhasil sembuh dari covid-19.
Dengan awal menjanjikan ini, Moderna akan memperluas uji cobanya. Uji coba tahap pertama ini akan diperluas ke kelompok umur 55-70 tahun dan 70 tahun ke atas. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pengujian tahap 2 yang akan melibatkan 600 sukarelawan. Nanti di fase 3, pengujian akan dilakukan dengan melibatkan ribuan pasien sehat.
Jika semua pengujian menunjukkan hasil yang diharapkan, vaksin covid-19 akan bisa diproduksi massal pada akhir tahun ini atau awal tahun 2021. "Kami akan berusaha sekuat tenaga memproduksi jutaan vaksin [jika vaksin terbukti efektif]," ungkap Dr. Tal Zaks.
Sebagai langkah antisipasi, Moderna telah menjalin kerjasama dengan produsen obat Swiss, Lonza, untuk memproduksi sampai 1 miliar dosis vaksin per tahun. Dr. Zaks juga menyebut pihaknya terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan farmasi lain untuk memproduksi vaksin sebanyak-banyaknya jika memang vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan terbukti manjur.
Pendekatan Baru
Moderna sendiri menggunakan teknik RNA yang terbilang baru dalam proses pengembangan vaksin. Pada dasarnya, teknik RNA ini menginformasikan kode genetik dari virus jahat kepada tubuh agar tubuh memproduksi antigen untuk melawan virus jahat tersebut. Pendekatan ini berbeda dengan vaksin tradisional, yang menggunakan virus yang dilemahkan untuk memicu sistem imunitas tubuh.
Dengan kata lain, RNA “menyulap” tubuh untuk menghasilkan vaksin sendiri. Efeknya adalah material yang dibutuhkan menjadi lebih sederhana, dan proses produksi bisa berlangsung lebih cepat.
Pendekatan canggih inilah yang membuat Bill and Melinda Gates Foundation tertarik untuk membantu Moderna dalam usaha mengembangkan vaksin Covid-19. Yayasan milik Bill Gates tersebut berkomitmen menggelontorkan dana US$20 juta (atau sekitar Rp.300 miliar) kepada Moderna.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR