Ada kabar buruk bagi Anda: kebocoran data akan terus terjadi. Seperti telah kami bahas di artikel sebelumnya, kebocoran data akan terus terjadi seiring kian menggiurkannya bisnis jual-beli data. Padahal di sisi lain, masih banyak perusahaan yang kesulitan dalam melindungi data konsumennya.
Jika ditilik, kebocoran data adalah tanggung jawab penyedia layanan. Namun ironisnya, pihak yang harus menanggung resiko terbesar akibat kebocoran data justru konsumen. Karena ketika data pribadi seperti email, nomor telepon, tanggal lahir, atau tempat tinggal bocor ke publik, konsumen rentan terkena penipuan atau penyalahgunaan data.
Karena itu, penting bagi konsumen untuk aktif melindungi data pribadinya. Berikut adalah beberapa tips untuk melindungi data pribadi Anda saat menggunakan sebuah layanan digital.
1. Batasi informasi yang tersimpan di sebuah layanan
Saat Anda registrasi ke sebuah layanan, batasi informasi yang Anda masukkan ke layanan tersebut. Cukup masukkan informasi yang relevan dengan layanan. Contohnya saat menggunakan layanan e-commerce, cukup masukkan data nama, email, nomor telepon, dan alamat (yang dibutuhkan untuk pengiriman barang). Tidak perlu memasukkan tanggal lahir, nomor KTP, dan informasi yang tidak relevan lainnya.
Hal ini untuk mengantisipasi jika layanan tersebut mengalami kebocoran data. Ketika itu terjadi, setidaknya data pribadi Anda yang bocor hanya sebagian kecil saja.
2. Gunakan multi-factor authentication
Gunakan multi-factor authentication, atau setidaknya two-factor authentication (seperti One Time Password, OTP) pada setiap layanan yang Anda gunakan. Hal ini untuk mencegah akun Anda diambil alih pelaku kejahatan digital.
Bicara OTP, sebaiknya jangan gunakan nomor telepon utama Anda sebagai nomor OTP. Pasalnya nomor utama Anda sudah diketahui orang banyak, yang memudahkan pelaku kejahatan digital “mengincar” nomor Anda saat melakukan phising atau social engineering.
3. Jangan gunakan WiFi Publik
Saat Anda melakukan kegiatan digital yang penting (seperti login ke internet banking atau e-commerce), jangan gunakan koneksi WiFi publik. Hal ini karena WiFi publik rentan dimanipulasi pelaku kejahatan, seperti dengan membuat WiFi “palsu” atau mengintip data yang Anda masukkan ke sebuah layanan.
4. Hati-hati Phishing
Setiap kali terjadi kebocoran data, pelaku kejahatan digital biasanya akan mulai mencari korban. Mereka menggunakan email atau nomor telepon yang bocor untuk mencari korban yang bisa ditipu, seperti mengirimkan email phishing (yang seolah-olah dari institusi resmi) atau melakukan social engineering.
Karena itu setiap terjadi insiden kebocoran data, Anda harus bersikap hati-hati. Jangan mudah percaya dengan email atau panggilan telepon yang tidak Anda kenal. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari penipuan yang dilakukan pelaku kejahatan digital.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR